Rabu 01 Mar 2023 15:19 WIB

Harga Alat Bantu Dengar Capai Rp 200 Juta, Anak Tuna Rungu Kesulitan Memilikinya

Sekitar 5.200 anak di Indonesia terlahir dengan risiko tidak bisa mendengar.

Red: Reiny Dwinanda
Tenaga medis yang tergabung dalam Yayasan Pendengaran Starkey (Starkey Hearing Foundation) memasang alat bantu dengar kepada penyandang disabilitas rungu wicara (Dok). Alat implan koklea yang diperlukan untuk bayi lahir tuli berat belum disediakan pemerintah maupun Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Foto:

Pada acara yang sama, Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Telinga, Hidung, dan Tenggorok Bedah Kepala Leher Indonesia (Perhati-KL), Yussy Afriani Dewi, mengatakan pemerintah masih memberlakukan dana subsidi senilai Rp 1 juta per alat untuk membantu masyarakat memperoleh alat bantu dengar. Sisanya ditanggung pasien.

"Alat bantu dengar memang relatif mahal," katanya.

Perhati-KL bersama sejumlah peneliti telah melakukan kajian terhadap kualitas standar alat bantu dengar yang masuk dalam skema pembiayaan BPJS Kesehatan. Kualitasnya masih jauh dari standar.

"Dampaknya, alat bantu dengar jadi kurang enak dipakai pasien, tidak nyaman, sehingga sangat disayangkan banyak pengguna dari kalangan pasien yang melepas alat tersebut," katanya.

Yussy mengatakan alat bantu dengar di pasaran masih relatif mahal, sebab belum diproduksi di Indonesia. Mayoritas yang beredar saat ini masih produk impor.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement