Pertemanan Toxic
Pertemanan seperti yang dijalin Dandy dan Shane tentunya tidak sehat. Istilahnya, pertemanan toxic.
Lahargo mengatakan, ciri pertemanan yang tidak sehat sebenarnya bisa diidentifikasi oleh diri sendiri. Remaja bisa merenungkan apakah pola relasi atau pertemanannya "bermasalah".
Misalnya, seseorang memiliki perasaan, sikap, atau perilaku negatif setelah masuk ke sebuah komunitas atau menjalin relasi dengan orang tertentu. Setelah mengidentifikasi, dia harus segera mengambil sikap terhadap pertemanan tersebut.
Caranya, bisa dengan menetapkan batasan atau mencari lingkaran pertemanan lain yang lebih sehat. Menurut Lahargo, seseorang tidak perlu melulu ada dalam satu pertemanan saja.
Setiap orang perlu membuka diri terhadap banyak orang dan berbagai komunitas. Dari sana, dia bisa menemukan mana yang cocok dengan dirinya, memberikan dampak positif, membangun, dan membuat diri bertumbuh sebagai individu.
Terkait kepribadian, Lahargo mengatakan setiap orang perlu mengenal siapa dirinya. Dengan begitu, seseorang paham bahwa dia cocok mendapatkan situasi pertemanan yang seperti apa.
Lahargo menyoroti bahwa saat ini banyak anak muda sangat lemah dalam mengidentifikasi diri. Akibatnya, dia tidak tahu siapa dirinya, apa talenta dan potensinya.
Yang banyak justru anak-anak yang membandingkan diri dengan orang lain. Itu membuat banyak anak muda zaman sekarang menjadi insecure (merasa tidak aman dengan diri sendiri).
"Kalau sudah insecure, banyak aspek-aspek kesehatan jiwa yang bisa terganggu pada akhrnya," tutur Lahargo.