Selanjutnya, menurut Arini, pilihlah pakaian yang ukurannya pas di badan. Di tengah terbatasnya ketersediaan ukuran pakaian, hindari memaksakan membeli jika memang tidak sesuai.
"Ini bisa jadi masalah, misalnya, celana yang terlalu ketat dan tidak menyerap keringat akan memicu kelembapan dan infeksi jamur," tutur anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia itu.
Pada kondisi kulit tertentu seperti dermatitis atopik, Arini mengatakan perlu ada perhatian khusus dalam memilih pakaian bekas. Seperti juga pakaian baru, pakaian bekas yang dibeli sebaiknya memiliki bahan yang bisa menyerap keringat dengan baik dan bebas dari alergen seperti tungau, debu rumah, bulu binatang, dan serbuk sari, serta hindari bahan wol.
"Biasanya, bahan wol bisa mengiritasi kulit pasien dermatitis atopik," kata Arini yang kini sedang melanjutkan pendidikan master di Harvard Medical School itu.
Di samping itu, pastikan untuk memilih pakaian yang bebas dari bahan kimia seperti disinfektan. Sebab, bahan kimia itu dapat memicu munculnya dermatitis.