Direktur Pusat Pengembangan Vaksin Saint Louis University di Amerika Serikat, Daniel F Hoft, memimpin uji coba di Fakultas Kedokteran universitasnya. Sebanyak 23 responden menerima regimen vial tunggal termostabil sementara 22 lainnya menerima regimen dua vial non termostabil. Kedua presentasi vaksin itu aman dan dapat ditoleransi dengan baik.
Dilansir The Indian Express, Kamis (9/3/2023), penerima vaksin termostabil vial tunggal memiliki respons sel-T yang kuat dan menghasilkan tingkat antibodi yang lebih tinggi dalam darah dibandingkan mereka yang menerima presentasi dua vial non-termostabil. Para peneliti mencatat beberapa keterbatasan dalam uji coba kecil ini.
Salah satunya, tidak ada korelasi perlindungan yang ditetapkan dalam menentukan respons kekebalan apa yang diperlukan untuk perlindungan yang diinduksi oleh vaksin dari penyakit tuberkulosis. Oleh karena itu, tidak mungkin untuk mengatakan apakah peningkatan respons imun yang terlihat dalam formulasi vaksin termostabil akan menghasilkan peningkatan kemanjuran vaksin tersebut sebagai pelindung.
Meski begitu, mereka menyimpulkan hasil uji coba menunjukkan bukti konsep bahwa vaksin yang mengandung adjuvant dapat diformulasikan dalam presentasi vial tunggal beku-kering tanpa berdampak buruk pada imunogenisitas klinis atau karakteristik keamanan.