AMEERALIFE.COM, JAKARTA—--Lembaga riset konsumen Asia Tenggara, Milieu Insight baru-baru ini melakukan survei di enam negara. Survei tersebut untuk menganalisis penggunaan alat kontrasepsi di kawasan Asia Tenggara dan bagaimana pasangan menghindari kehamilan yang tidak diinginkan.
Hasilnya menunjukkan hampir 20 persen wanita di Singapura menggunakan kontrasepsi oral dan 69 persen wanita yang disurvei mengatakan mereka “belum pernah menggunakan kontrasepsi sebelumnya”.
Dilansir dari SEA Mashable, Kamis (30/3/2023), ini menunjukkan banyak wanita di wilayah tersebut masih mengandalkan pasangan pria mereka untuk memikul kewajiban menggunakan kondom atau memilih solusi yang lebih permanen seperti vasektomi.
Dalam laporan tersebut itu juga, enam dari 10 wanita yang diwawancarai di Filipina tidak menggunakan alat kontrasepsi. Anehnya, hanya 61 persen responden pria di Filipina yang menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi dibandingkan dengan 91 persen di Thailand.
Situasi di Indonesia juga tidak jauh berbeda. Hanya satu persen pria yang pernah melakukan vasektomi dan kurang dari setengah (45 persen) menggunakan kondom untuk pengendalian kehamilan. Meskipun merupakan jenis kontrasepsi yang paling umum di kalangan wanita di Asia Tenggara, hanya 17 persen yang menggunakan kontrasepsi oral.
Ketika ditanya tentang vasektomi sebagai jenis alat kontrasepsi permanen, 66 persen pria di wilayah tersebut mengatakan mereka tidak akan mempertimbangkannya, meskipun itu adalah salah satu alat kontrasepsi yang paling dapat diandalkan.
Selain itu, survei tersebut juga mengungkap alasan keengganan vasektomi. Menurut data, alasan terbesar termasuk tidak ingin menjalani operasi permanen (50 persen), tidak menyukai gagasan vasektomi (39 persen), dan percaya itu akan menghambat kinerja dan dorongan seksual mereka (31 persen). Kemudian, sebanyak 26 persen menyatakan bahwa mereka tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk melakukan vasektomi.
Berikutnya, diperkirakan dari hasil survei di enam negara yang terlibat, sekitar 44 persen tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apa pun sepanjang hidup mereka. Tapi tidak semuanya mengerikan.
Survei tersebut juga menemukan bahwa 79 persen wanita merasa sangat atau agak nyaman menggunakan kontrasepsi. Faktanya, 61 persen wanita Thailand telah menggunakan kontrasepsi oral, sekitar dua kali lebih banyak dibandingkan di Filipina.
Perlu dicatat bahwa internet adalah tempat mayoritas responden (63 persen) lebih suka belajar tentang kontrasepsi, diikuti oleh informasi dari dokter (41 persen). Akibatnya, ada potensi yang signifikan untuk mendidik dan mencerahkan individu tentang metode kontrasepsi.
Secara keseluruhan, penelitian ini berfungsi sebagai pengingat yang jelas akan perlunya peningkatan kesadaran dan ketersediaan alat kontrasepsi di seluruh Asia Tenggara. Ini saat membicarakan yang belum pernah dibicarakan dan berdiskusi terbuka tentang nilai kontrasepsi bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan.