Para peneliti di Truhlsen Eye Institute dari Nebraska Medicine, AS juga telah mengidentifikasi virus dalam lapisan air mata yang sebelumnya dapat menyebabkan konjungtivitis. Menurut Institute, gejala konjungtivitis terdiri dari mata berair, kemerahan, bengkak, nyeri atau iritasi, gatal, dan keluar cairan.
Asisten dekan penelitian dan profesor di New York Institute of Technology Raj Rajnarayanan mengatakan XBB.1.16 dan keturunannya berkembang dengan cepat. XBB.1.16 merupakan rekombinan dari dua sub varian BA.2.
Sebuah studi pracetak dari para ilmuwan di University of Tokyo di Jepang mensinyalir varian tersebut menyebar sekitar 1,17 hingga 1,27 kali lebih efisien daripada kerabat XBB.1 dan XBB.1.5. Oleh karena itu, varian akan menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat dan tampaknya kuat melawan antibodi dibandingkan varian virus lainnya yang menjadi penyebab Covid-19.