Ahli mikrobiologi hewan klinis Erika Schwarz yang bekerja di laboratorium negara, mengatakan kepada Chronicle bahwa gejala rabies dan flu burung secara klinis sama.
"Wabah ini dan berapa lama bertahan tidak biasa. Itu membuat banyak ilmuwan bingung," ujar Schwarz.
Jennifer Ramsey, dokter hewan di Montana Department of Fish, Wildlife. and Parks mengungkapkan mamalia yang terinfeksi bukanlah sesuatu yang baru. Akan tetapi, selama wabah terakhir pada 2014 dan 2015, burung liar tidak mati, yang berarti mamalia tidak dapat memakan bangkai mereka.
Ramsey mengatakan kepada Chronicle bahwa ini bukan sesuatu yang baru. Menurutnya, mamalia telah terinfeksi virus flu burung di masa lalu.
"Kami belum pernah membahasnya sejauh ini di sini sebelumnya. Ini memprihatinkan," kata Ramsey seraya mengingatkan pemilik hewan peliharaan untuk menjauhkan hewan mereka dari unggas yang mati.