Terakhir, nutrisi lain yang bermanfaat melindungi kulit dari sinar UV dan mengurangi peradangan adalah polifenol yang biasa ditemukan dalam teh hijau. Meski dapat membantu mendukung kesehatan kulit dan melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar UV, Arini mengingatkan nutrisi-nutrisi tersebut tidak dapat menjadi pengganti tabir surya.
"Mereka bukan pengganti tabir surya dan pakaian pelindung, tidak bisa menggantikan fungsi tabir surya. Jadi, tetap penting untuk mengikuti pedoman proteksi dari sinar matahari yang sesuai untuk meminimalkan risiko kerusakan kulit akibat paparan sinar UV," kata Arini.
Arini pun tetap merekomendasikan untuk menggunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) minimal 30 dan memberikan perlindungan dari UVA dan UVB, meminimalkan waktu di luar ruangan selama indeks UV berada di puncaknya yakni sekitar pukul 10 pagi hingga 4 sore, hindari sengatan matahari, dan gunakan topi yang melindungi wajah, kepala, telinga, dan leher.
Untuk kulit kering, akan lebih baik memakai tabir surya dalam sediaan cream dan menggunakan pelembap. Sedangkan kulit berminyak biasanya lebih nyaman dengan konsistensi yang lebih ringan seperti gel atau losion.
"Sementara kalau yang sensitif, pakai tabir surya yang hipoalergenik," kata Arini.