Prof Wood menyebut bahwa ini bisa menjadi kabar baik dalam hal rendahnya potensi infeksi zoonosis pada manusia. Sebab, sejauh ini virus belum menular ke manusia. Tapi ia memperingatkan bahwa kondisi mengkhawatirkan tersebut tidak terjadi karena virus belum mencapai ambang mutasi yang dipersyaratkan untuk menjadi pandemi.
"Virus ini tampaknya tidak menimbulkan ancaman kesehatan yang mengkhawatirkan bagi anjing, dan orang mungkin lebih khawatir tentang potensi pandemi jangka panjang pada spesies lain seperti manusia," kata Prof Wood.
Untuk diketahui, isu ini muncul ketika seekor anjing peliharaan mati setelah dinyatakan positif flu burung di Kanada. Ketakutan akan flu burung telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir karena wabah yang belum pernah terjadi sebelumnya di antara burung dan mamalia.
Para ahli khawatir skala penyebaran saat ini dapat memberi virus lebih banyak peluang untuk bermutasi. Awal tahun ini, seorang gadis berusia 11 tahun dari Kamboja meninggal setelah tertular dari unggas yang terinfeksi.
Para ilmuwan mengimbau pemerintah di seluruh dunia untuk membuat vaksin flu burung baru sebelum virus belajar untuk lebih efektif berpindah ke manusia.