Akan tetapi, apabila anak terlihat enggan untuk kembali ke sekolah atau kembali ke rutinitasnya usai liburan, orang tua perlu merespons dulu emosi anak yang terlihat. Anak mungkin merasa sedih karena liburannya berakhir, atau ini artinya tidak bertemu dengan kakek-nenek atau saudara lagi dan meninggalkan kota liburan yang meninggalkan kesan mendalam bagi anak.
Dalam menghadapi ini, orang tua diharapkan memvalidasi emosi anak, misalnya, dengan bertanya pada anak, "Kamu masih ingin di sini (tempat liburan), ya? Kamu happy banget di sini, ya". Setelah itu, ajak anak membuat dokumentasi seperti dalam bentuk scrapbook memory atau gambar yang berkesan bagi anak. Hal ini akan membantu anak belajar mengungkapkan emosi yang dirasakan baik emosi positif atau negatif.
"Cara ini sebenarnya bisa juga dilakukan pada orang dewasa, termasuk apabila memiliki bakat artistik, misalnya, dengan melukis atau menggambar tempat yang dikunjungi selama liburan," kata Feka yang merupakan psikolog klinis yang berfokus pada masalah emosi, regulasi, dan tergabung dalam Ikatan Psikolog Klinis Indonesia wilayah DKI Jakarta itu.