Sesuaikan dengan kemampuan
Fitri mengatakan pada dasarnya manusia membutuhkan hiburan, agar bisa menjaga pikiran dan hatinya sehingga bisa tetap produktif. Menurut dia, hiburan boleh asalkan sesuai kemampuan, sudah ada anggarannya, tidak mengganggu pos investasi lainnya, dan tidak menggunakan utang.
Menonton konser ini termasuk hobi atau entertain dengan tujuan hiburan, bukan kebutuhan primer (necessity), bukan hal yang mendesak. Kalau kebutuhan primer itu seperti sandang, pangan, papan dan kesehatan. "Bisa makan cukup, pakaian cukup, rumah layak, sehat jasmani rohani mental finansial," katanya. Selain itu, anak-anak bisa sekolah yang baik, proteksi memadai (untuk antisipasi risiko).
Jika Anda memang berniat membeli tiket konser, lanjut Fitri, kembali dilihat apakah untuk menonton konser tersebut harus membeli dengan harga tertinggi? Atau ada harga lain yang lebih masuk akal?
"Bisa dicek apa bedanya yang Rp 11 juta dengan yang harga lainnya. Apakah setimpal dengan benefitnya?" ujar Fitri.
Siapkan dana khusus
Fitri mengatakan masalah jika untuk keperluan hobi dan biayanya tinggi, dan memang sudah ditabung selama tiga tahun karena pandemi ya silakan saja. "Tapi, kalau terus-terusan, hati-hati bisa menggerogoti masa depan," ujarnya mengingatkan.
Sejak kapan sebaiknya dana hiburan untuk nonton konser ini disiapkan? Menurut dia, tergantung harganya. Kalau memang hobi bisa setahun beberapa kali nonton, bisa ambil dari dana bonus supaya tidak mengganggu biaya hidup bulanan. Tapi, kalau misal konsernya di luar negeri, ada biaya tambahan selain tiket konser, nah, ini perlu disiapkan jauh-jauh hari. "Bisa setahun sebelumnya, misalnya."