Risiko masalah dengan sistem saraf pusat, yang memengaruhi perkembangan otak dan tulang belakang, 25 persen lebih tinggi pada kelahiran di bawah usia 22 tahun. Gangguan yang memengaruhi kepala, leher, telinga, dan mata dua kali lebih mungkin terjadi pada ibu yang lebih tua, menurut penelitian tersebut.
Petho menyampaikan tim hanya dapat berasumsi mengapa anomali kelahiran non-kromosom lebih mungkin berkembang pada kelompok usia tertentu. Untuk ibu muda, bisa jadi itu karena faktor gaya hidup, seperti merokok, konsumsi obat-obatan atau alkohol.
"Sering kali, mereka juga tidak siap untuk hamil. Di antara ibu lanjut usia, efek lingkungan seperti paparan bahan kimia dan polusi udara, kerusakan mekanisme perbaikan DNA dan penuaan sel telur dan endometrium juga dapat berperan," tuturnya. Namun, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.