AMEERALIFE.COM, JAKARTA---Sejak mengambil alih Twitter, miliarder Elon Musk menemui banyak masalah. Baru-baru ini, dia mengakui pendapatan iklan Twitter turun hingga 50 persen. Pendapatan dari pengiklan menyebabkan arus kas negatif yang sekarang memperburuk keadaan.
Pengakuan ini datang pada minggu yang sama dengan dimulainya program pembayaran baru untuk beberapa kreator. Ini juga memperburuk situasi karena arus kas keluar. Di sisi lain, sebagian besar masalah juga terletak pada pembatasan tampilan konten harian baru-baru ini. Hal itu mungkin juga yang menyebabkan penurunan pendapatan iklan Twitter.
Ini benar-benar mendorong banyak pengguna ke aplikadi Threads, yang tampaknya diluncurkan pada waktu yang tepat. Pendaftar Threads mencapai angka 100 juta pengguna hanya dalam satu pekan.
Pada saat yang sama, Bloomberg mengklaim bahwa bisnis periklanan Twitter turun hingga 89 persen dalam dua bulan terakhir. Reuters melaporkan bahwa Twitter membayar 1,5 miliar dolar AS setiap tahun untuk membayar kembali pinjaman perusahaan yang direalisasikan tepat setelah Musk mengambil alih, seperti dikutip dari Gizchina, Senin (17/7/2023).
Pendapatan iklan Twitter dan situasi keseluruhan di perusahaan jelas memaksa Musk untuk memangkas biaya secara tajam. Dalam beberapa kasus, pemilik Tesla itu juga dianggap bertindak terlalu jauh. Contoh aneh terjadi belum lama ini ketika Twitter berhenti membayar sewa kantor bisnisnya.
Lantas, apakah eksistensi Twitter akan berakhir? Ini masih harus dilihat. Persaingan dengan Threads milik Mark Zuckerberg berjalan cukup baik saat ini. Hal yang lebih menarik, itu telah mencapai tonggak penting bahkan tanpa pengguna UE, karena masalah regulasi.
Elon Musk menyatakan bahwa "arus kas positif sebelum perusahaan memiliki kemewahan apa pun". Sementara itu, CEO yang baru diangkat, Linda Yaccarinao mengatakan bahwa Twitter sedang bekerja keras untuk membangun basis pengiklan baru guna mengatasi tren negatif tersebut.