AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Kanker prostat merupakan suatu kondisi saat sel-sel prostat yang abnormal tumbuh secara tidak terkendali pada kelenjar prostat, yaitu kelenjar yang terletak di bawah kandung kemih dekat pangkal penis.
Menurut data International Agency for Research on Cancer dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kanker prostat merupakan kanker tersering kedua pada pria. Di Indonesia, kanker prostat merupakan kanker terbanyak kelima yang menyerang pria. Pada tahun 2020 dilaporkan ada 13.563 kasus.
Menurut Konsultan Senior dan Ahli Onkologi Medis di Parkway Cancer Centre (PCC) Singapura, dr Wong Siew Wei, ada banyak kemajuan dalam pengobatan kanker prostat stadium lanjut dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelumnya, pasien hanya memiliki dua pilihan utama, yaitu terapi kekurangan androgen (ADT) dan setelah perkembangan kanker pada ADT, kemoterapi bagi mereka yang layak untuk menerimanya. “Agen hormon novel oral baru (NHA) sangat efektif pada pasien yang gagal ADT dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik termasuk pada pasien lanjut usia,” kata dr Wong, Kamis (27/7/2023).
Sementara kemajuan lainnya adalah terapi bertarget adalah dengan inhibitor Poly ADP ribose polimerase (PARP) oral, diagnostik berbasis antigen membran spesifik prostat (PSMA) dan radiofarmasi dan imunoterapi.
Untuk pasien dengan kanker prostat stadium IV yang baru didiagnosis, standar perawatan baru adalah intensifikasi pengobatan dengan menambahkan agen hormon baru (NHA) dan/atau kemoterapi ke standar perawatan androgen deprivation therapy (ADT) sebelumnya.
Secara historis, pengobatan dengan ADT menghasilkan respons hingga 95 persen karena sebagian besar pertumbuhan sel kanker prostat didorong oleh stimulasi testosteron. Namun, pasien yang menggunakan ADT saja cenderung mengalami perkembangan kanker dalam 18-24 bulan karena sel kanker memperoleh mutasi tambahan,” ujarnya.
Wong menjelaskan dengan menambahkan NHA dan/atau kemoterapi ke ADT dapat meningkatkan pengendalian kanker dan memungkinkan pasien untuk hidup lebih lama. Bahkan, kerap kali dengan kualitas hidup yang lebih baik tanpa perkembangan kanker bergejala dini.
Sementara itu, antigen membran spesifik prostat (PSMA) sangat diekspresikan secara berlebihan pada permukaan sebagian besar sel kanker prostat. Ekspresi berlebih PSMA ini dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk secara akurat mencitrakan dan menentukan stadium pasien kanker prostat sebelum merencanakan perawatan.
“Konsep serupa dapat digunakan untuk melampirkan partikel pemancar radiasi yang kuat ke ligan yang berikatan dengan antigen PSMA untuk mengirimkan energi radiasi secara bersamaan ke banyak situs di mana sel kanker berada,” ucapnya.