AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Sebagian pasangan suami istri (pasutri) khawatir melakukan hubungan seks "terlalu banyak" atau "terlalu sedikit". Selain itu, tidak sedikit pula yang khawatir frekuensi hubungan intim yang tak sesuai dapat membahayakan jalinan relasi dengan pasangan.
Salah satu pendiri merek produk khusus suami istri Roam, Alex Griffiths, berpendapat ketakutan itu muncul akibat gagasan kuno tentang maskulinitas dan feminitas yang tertanam seputar seks. Banyak pasangan yang berpikir hanya ada satu cara untuk melakukan hubungan seks.
"Oleh karena itu, banyak orang khawatir tentang berapa banyak seks yang mereka lakukan, atau cemas pada kualitas dan jenis seks tersebut. Menghilangkan stigma terhadap gagasan ini adalah kunci untuk menyadari bahwa seks itu unik bagi setiap individu," ungkap Griffiths.
Dikutip dari laman Marie Claire, Senin (18/9/2023), Griffiths menyarankan pasangan suami istri untuk menjalani kehidupan seks sesuai dengan libido alami. Perhatikan perasaan masing-masing dan hubungan intim seperti apa yang membuat bahagia.
Sederhananya, jika frekuensi hubungan intim sudah membuat seseorang bahagia, puas, serta bisa menerima serta memberikan cinta pada diri sendiri dan pasangan, maka berapa kali intensitasnya tidak perlu dipusingkan. Libido rendah atau tinggi pun bukan masalah.
Namun, Griffith menganjurkan untuk saling mengomunikasikan apabila ada perubahan mendadak dalam gairah seks diri atau pasangan. Hal sama juga dia sarankan jika terjadi ketidakseimbangan libido antara diri dan pasangan.
"Lakukan diskusi terbuka tentang bagaimana perasaan Anda terhadap seks, apa artinya bagi Anda, dan bagaimana Anda menyukainya. Keterbukaan membangun keintiman dan mengelola ekspektasi, memungkinkan Anda berdua merasa puas," kata Griffiths.
Menurut laporan baru yang dibuat Hims & Hers, cukup atau tidaknya pasutri berhubungan seks tidak selalu merupakan pertanyaan yang tepat. Faktanya, ketika ditanya apa yang ingin mereka tingkatkan dalam kehidupan seks mereka, 74 persen responden di Inggris tidak menjawab "lebih banyak berhubungan seks".
Sebaliknya, kebanyakan orang lebih suka bereksperimen dengan berbagai cara berhubungan seks. Responden perempuan juga menginginkan orgasme saat berhubungan seksual, sebab 15 persen perempuan yang terlibat studi belum pernah merasakan orgasme.
Akan tetapi, jika seseorang memang ingin berhubungan seks lebih sering dengan pasangan, atau mencoba gaya seks yang berbeda untuk memeriahkan hubungan, itu semua selalu bisa dimulai dengan percakapan. Seksolog dan ahli strategi kehidupan Octavia Vance juga menyarankan kaum hawa lebih terbuka dan mengekspresikan diri kepada pasangan.
"Masih ada rasa malu dan bersalah seputar seks. Tidak sedikit perempuan merasa tidak bisa mendapatkan kehidupan seks yang diinginkan karena sangat takut dihakimi karenanya. Begitu banyak perempuan yang takut akan penilaian dari orang lain, terutama penilaian dari suami mereka sendiri," ucap Vance.