AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Hampir tiga dari empat remaja di Amerika Serikat pernah menggunakan AI companion atau chatbot yang dirancang untuk berinteraksi secara emosional. Lebih dari separuhnya menjadi pengguna rutin, menurut survei terbaru yang dirilis pada Rabu lalu, dikutip dari Malay Mail, Jumat (18/7/2025).
AI companion seperti Character.AI, Replika, dan Nomi tidak hanya menjawab tugas sederhana, tapi diprogram untuk membentuk ikatan emosional dengan penggunanya. Hasil ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran tentang dampak AI semacam ini terhadap kesehatan mental remaja, terutama mereka yang berada di usia paling rentan.
Survei nasional terhadap 1.060 remaja usia 13–17 tahun, yang dilakukan oleh Common Sense Media atau lembaga nirlaba AS yang fokus pada keamanan anak di dunia digital menemukan 72 persen remaja pernah mencoba AI companion. Dan 52 persen menggunakannya secara rutin, beberapa kali dalam sebulan.
Studi ini juga menemukan alasan utama remaja menggunakan AI companion:
- 30 persen karena dianggap menghibur.
- 28 persen karena penasaran dengan teknologinya.
Namun, tren yang mengkhawatirkan mulai terlihat:
- 1 dari 3 remaja lebih memilih membahas masalah pribadi dengan AI daripada manusia sungguhan
- 24 persen mengaku pernah membagikan informasi pribadi seperti nama asli dan lokasi
Temuan ini memunculkan seruan agar platform AI companion tidak diakses oleh anak di bawah 18 tahun, atau minimal diawasi lebih ketat. Terutama di tengah lonjakan popularitas teknologi ini di kalangan Gen Z.
