AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Belakangan, sebuah percakapan di WhatsApp menjadi viral di media sosial X (sebelumnya Twitter) karena memperdebatkan pembagian tugas rumah tangga. Dikutip dari akun @tanyarlfes, obrolan tersebut diduga diketik oleh calon pasangan suami-istri (pasutri).
"Belum jadi pasutri aja udh gini, syoookk berat liat jawabannya, batalin nikah aja apa ya," tulis akun tersebut, dikutip Kamis (4/1/2024).
Sejumlah warganet juga ramai menanggapi unggahan tersebut. Banyak yang menyayangkan respons pasangan pria dalam chat tersebut.
"Kalo gua pribadi bakal mending pergi aja sih, ke depannya gua yakin dia bakal sulit buat menghargai pasangannya gua udah mencium aroma lelaki patriarki dalam chatnya wkwk," tulis @our***.
"Intinya 'kamu udah sekarat pun tetap harus ngelayani aku' indahnya patriarki," kata yang lain.
Ada warganet pria yang menyebut calon suami dalam chat tersebut bisa menjadikan istrinya babu seumur hidup. Ada juga yang menyinggung soal tanda-tanda red flag dalam hubungan.
Sebenarnya, bagaimana pandangan Islam dalam menangani urusan rumah bagi suami-istri? Prof KH Yahya Zainul Ma'arif atau akrab disapa Buya Yahya pernah ditanya jamaah terkait urusan di rumah. Dia menjelaskan tentang dua sisi, yakni dalam hak dan kewajiban.
"Bicara hak istri dan kewajiban istri apa. Kedua ada masalah cinta, kasih sayang dan keindahan," kata Buya Yahya dikutip dari Youtube Al-Bahjah Tv.
Menurut Buya Yahya, jika sudah bicara cinta, sering kali hak dan kewajiban sudah lebur masuk ke hal yang lebih agung lagi yaitu maqam cinta. Jika hanya bicara hak dan kewajiban, seseorang menjadi rendah sekali.
Dia mencontohkan untuk menjalani kewajiban terasa berat oleh pasangan. Tetapi jika diiringi dengan cinta, maka semuanya insyaAllah menjadi indah.
Buya Yahya mengajak agar pasutri meninggalkan wilayah tuntut-menuntut menjadi masuk dalam maqam cinta. Buya Yahya kemudian menjawab bahwa tidak semua tugas di rumah adalah kewajiban istri.
"Jangan kaget bapak-bapak, tugas nyuci, masak bukan tugas istri, menanak nasi bukan tugas istri. Jelas? Cuma keterlaluan kalau ada istri gak mau mencucikan baju suaminya," kata Buya Yahya.
Buya Yahya menekankan soal hidup pasutri yang tidak perlu penuh dengan tuntut-menuntut. Memang ada pemilahan, meskipun urusan rumah bukan pekerjaan istri, bukan berarti bisa lepas tangan.
Sebab, menjadi dipertanyakan kasih sayang seorang istri kepada suami. Pimpinan Pondok Pesantren Al Bahjah itu juga mencontohkan jika ada tetangga sakit, maka kita bisa membantu mencuci di rumahnya.
Maka mengapa tidak ingin mencucikan baju suami? Ada apa dengan hati istri?
"Cuma hei suami hatimu di mana istri hamil tua dengan dua anak-anak kecil lain suruh nyuci celana tebal-tebal, yuk bantu dong jadi tolong menolong," kata dia.