AMEERALIFE.COM, JAKARTA-Air merupakan salah satu kebutuhan penting untuk kehidupan sehari. Salah satunya untuk minum. Sebagian orang masih menggunakan air tanah yang direbus untuk diminum, apakah air yang direbus sudah pasti aman dikonsumsi?
Dokter Spesialis Gizi Klinik di Fakultas Kedokteran UI dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Dr dr Diana Sunardi, Mgizi, SpGK (K) mengungkapkan Indonesia saat ini menghadapi tantangan berat dalam memenuhi kebutuhan air minum yang berkualitas, layak, dan aman untuk dikonsumsi.
Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) yang dilakukan Kementerian Kesehatan (2020) menyebutkan bahwa 7 dari 10 rumah tangga Indonesia mengonsumsi air minum dari infrastruktur yang terkontaminasi oleh bakteri E.coli dan baru 11.9 persen rumah tangga yang memiliki akses terhadap air yang aman untuk dikonsumsi.
Ia mengakui merebus air memang merupakan salah cara untuk menghilangkan bakteri E. Coli. "Bakteri-bakteri tertentu akan mati pada saat merebus bahkan sampai 15 menit. Namun, selain itu, ada parasit-parasit yang tahan panas karena ada kapsulnya," ujarnya dalam acara jumpa pers yang diselenggarakan Aqua, Selasa (26/9/2023).
Ia menambahkan yang paling menakutkan lagi adalah kontaminan-kontaminan logam berat yang tidak akan hilang mau direbus berapa lama pun dan sepanas apapun. "Mau sampai habis pun tidak akan hilang. Ini tidak bisa terlihat, harus dicek di laboratorium," katanya.
Cara merebus
Dokter Diana mengatakan cara merebus air yang benar, sering di lupakan oleh masyarakat. Masyarakat sering kali mematikan api, saat ketel air sudah meletup langsung dimatikan.
"Padahal, menurut anjuran World Health Organization (WHO), cara yang benar adalah mencapai waktu tertentu, sekitar 5 sampai 15 menit, baru dimatikan, baru kuman akan mati," ujarnya.
Penyimpanan air rebusan
Selain itu, menurutnya, penyimpanan dan penanganan air juga penting. Jika tempat penyimpanan air dan penanganan air tidak higienis, dapat menyebabkan cemaran bakteri E. Coli paska perebusan.
Air yang terkontaminasi bakteri, kuman, ataupun bahan berbahaya lainnya akan menyebabkan berbagai masalah kesehatan mulai dari diare, gastritis atau maag, kanker bahkan hingga kematian.