Ia telah melanjutkan penelitiannya mengenai dampak kontrasepsi pada karir perempuan dan keputusan dalam pernikahan, nama belakang perempuan usai menikah sebagai indikator sosial dan alasan mengapa kini perempuan mayoritas lulusan sarjana.
"Penemuan Claudia Goldin memiliki dampak sosial yang luas, ia telah menunjukkan pada kita sifat atau sumber masalah dari perubahan kesenjangan upah sepanjang sejarah dan seiring dengan perkembangannya," kata anggota komite Hadiah Nobel bidang ekonomi Randi Hjalmarsson.
"Dengan akhirnya memahami masalah dan menyebutnya dengan nama yang tepat, kami dapat membuka jalan untuk rute ke depan yang lebih baik," kata Hjalmarsson mengutip kata-kata Goldin.
"Dedikasi (Goldin) untuk memperbaiki kesenjangan ekonomi menjadi inspirasi bagi kami semua," kata Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde.
Meski di seluruh dunia sudah mengilegalkan perbedaan upah antara laki-laki dan perempuan. Tapi upah perubahan masih jauh dibandingkan rekan laki-laki.
Berdasarkan analis Pew Research Center tahun lalu pendapatan perempuan Amerika Serikat (AS) rata-rata lebih rendah 82 persen dari pria. Sementara data Komisi Eropa menunjukkan rata-rata upah per jam perempuan Eropa 13 persen lebih rendah dari pria.
Penelitian Goldin mengungkapkan meski ada peningkatan dalam mempersempit jurang kesenjangan upah selama beberapa dekade terakhir. Tapi hanya sedikit bukti yang menunjukkan kesenjangan itu benar-benar tertutup dalam waktu dekat.
Ia mengaitkan kesenjangan disebabkan dengan berbagai faktor, mulai dari diskriminasi langsung hingga fenomena seperti "kerja serakah", sebuah istilah yang ia ciptakan untuk pekerjaan yang membayar lebih banyak secara tidak proporsional per jam ketika seseorang bekerja lebih lama atau memiliki lebih sedikit kontrol atas jam-jam tersebut - yang secara efektif menghukum perempuan yang perlu mencari pekerjaan yang fleksibel.
Wakil Direktur IMF memuji....