AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kepala Unit Museum Nasional Indonesia Ni Luh Putu Chandra Dewi menyatakan bahwa museum bisa menjadi tempat menarasikan koleksi dan menanamkan budi pekerti pada generasi muda.
"Kebudayaan menjadi dasar identitas, karena pendidikan kan tidak sekadar ilmu pengetahuan, yang menjadi urgensi itu masalah budi pekerti, anak-anak zaman sekarang bisa belajar tentang itu dari museum," kata dia saat ditemui di Kantor Kemendikbudristek, Jakarta, Kamis (12/10/2023).
Ia menjelaskan, di dalam kebudayaan banyak sekali pembelajaran tentang kearifan lokal, pengetahuan tradisional, yang mengajarkan tentang adab dan budi pekerti, sehingga paling pas jika disandingkan dengan pendidikan.
"Kita harus menggali, dengan momentum Hari Museum Indonesia ini, saya yakin museum di seluruh Indonesia berbenah untuk itu, menjadi tempat belajar yang tidak membosankan," ujar dia.
Ia juga memaparkan, tugas utama museum saat ini yakni menarasikan koleksi, apabila dulu hanya menyimpan, kini mesti ada lebih banyak publikasi dan kajian-kajian tentang koleksi tersebut yang dikemas menjadi lebih menarik.
"Narasi tentang koleksi itu belum banyak dipublikasikan, nah publikasi kan, kekuatannya dari segi kajian, tidak mungkin satu koleksi, main dipublikasikan saja tanpa kita tahu koleksi ini untuk apa, fungsi dan peranannya pada saat itu seperti apa," ucapnya.
Menurutnya, saat ini museum umum maupun tematik sudah banyak yang berbenah dan menyesuaikan narasi koleksinya dengan era sekarang. "Sekarang kan sudah bisa lebih terlihat kajian dan risetnya, dinarasikan dalam bentuk apapun. Museum di provinsi juga lebih jauh maju dari sebelumnya, menggandeng para pemangku kepentingan untuk program-programnya," tutur dia.
"Kalau di Museum Nasional sendiri, menarasikan koleksi tidak hanya sekadar dalam bentuk label di ruang pamer ke ruang pajang, tetapi mengemas koleksi itu dalam bentuk film," imbuhnya.
Selain itu, Museum Nasional Indonesia yang ada di Jakarta juga memiliki ruang imersiva, yang merupakan instalasi permanen dengan proyeksi video pemetaan ke setiap sisi dinding 360 derajat, termasuk lantai, dengan tata suara yang menggelegar.
Ruang tersebut adalah salah satu bentuk transformasi museum dengan teknologi yang menjadi salah satu upaya digitalisasi dan lebih mendekatkan museum kepada generasi muda.