Kamis 19 Oct 2023 20:21 WIB

Kepala BKKBN: Pengasuhan Anak pada Seribu Hari Pertama Kunci Cegah Kenakalan Remaja

Menurutnya, pengasuhan berperan penting terhadap tumbuh kembang anak di masa depan.

Red: Ani Nursalikah
Tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota kembali mengamankan lima remaja yang diduga melakukan aksi tawuran. Kali ini polisi menangkap lima remaja yang siap tawarun di wilayah Jl. Pangkalan 1A kecamatan Bantargebang pada Ahad (15/10/23) pagi.
Foto: Dok Polres Metro Bekasi
Tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota kembali mengamankan lima remaja yang diduga melakukan aksi tawuran. Kali ini polisi menangkap lima remaja yang siap tawarun di wilayah Jl. Pangkalan 1A kecamatan Bantargebang pada Ahad (15/10/23) pagi.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengemukakan pola pengasuhan orang tua yang tepat merupakan faktor kunci mencegah gangguan mental dan emosional yang memicu kenakalan pada remaja.

"Akar dari permasalahan remaja itu gangguan mental emosional. Ketika banyak orang toxic, akhirnya terjadilah peristiwa macam-macam, mulai berkelahi, perundungan, klitih (pembegalan), dan ini kunci penanganannya ada di parenting (pengasuhan)," katanya di Kantor BKKBN, Jakarta, Kamis (19/10/2023).

Baca Juga

Ia menekankan pentingnya penerapan pola pengasuhan yang baik pada 1.000 hari pertama kehidupan anak atau semasa anak berusia nol sampai 24 bulan bagi perkembangan anak.

"Anak yang menyusunya tidak puas, seharusnya ASI eksklusif sampai dua tahun tetapi tidak mendapatkan itu karena ibunya sibuk, dengan karier misalnya, maka fase oralnya tidak terpenuhi," katanya.

"Anak-anak yang fase oralnya tidak terpenuhi, ketika besar mudah terpapar dan ketergantungan dengan narkotika atau rokok, dibandingkan yang terpenuhi fase oralnya," katanya.

Menurut dia, pola pengasuhan anak pada usia nol sampai dua tahun (baduta) berperan penting terhadap tumbuh kembang anak pada masa depan.

"Jadi, semua templat manusia ini terbentuk pada saat masih baduta, maksimal balita. Jadi hati-hati, ini harus betul-betul diperhatikan, karena templat itu tidak mudah dihapus. Anak yang diperlakukan dengan penuh kasih sayang, tidak akan jadi anak yang sadis, dia akan tumbuh menjadi orang yang lembut dan penuh kasih sayang," katanya.

Oleh karena itu, dia berpesan kepada para orang tua untuk berusaha menerapkan pola asuh yang baik agar anak-anak mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik serta terhindar dari gangguan mental dan emosional.

Hasto mengutip data hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018 yang menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk berusia kurang dari 15 tahun sebesar 9,8 persen. Kondisi yang demikian, menurut dia, dapat menghambat upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang unggul.

"Peningkatan kualitas sumber daya manusia akan semakin berat apabila jiwa masyarakatnya terganggu," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement