AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Beredar di media sosial X (sebelumnya Twitter) tangkapan layar (screenshot) Instagram Story seseorang yang tampaknya pergi ibadah umroh bersama pacarnya. Lalu ada yang bertanya bolehkah hal tersebut dilakukan?
Seseorang ini menjawab “Udah nanya sama Ustad, Boleh kok yang penting niatnya ya ibadah. Aplg mumpung di tanah suci. Doa yang kenceng kalo jodoh dilancarin kalo ga ya nangis sih tp pasrah ikhlas. Aamiin," tulisnya di Story.
Pimpinan Ma’had Aly Zawiyah Jakarta, Ustazah Badrah Uyuni mengatakan menegaskan beribadah ke Tanah Suci seharusnya dilakukan dengan mahram.
“Tapi pertanyaannya kalau misalnya boleh enggak umroh sama pacar? Umroh itu harusnya berangkat sama mahram ya, bukan sama pacar,” ujar Ustazah Badrah kepada Republika.co.id melalui WhatsApp, Ahad (22/10/2023).
Namun, Ustazah Badrah melanjutkan, kemudian ada perdebatan ulama dalam hal itu khilafiyah tentang sebenarnya bersama siapa perempuan keluar. Ada pendapat, misalnya rombongan perempuan atau kita percayakan dengan ada ustaznya tetapi ada perempuan yang lainnya, maka itu diperbolehkan.
Dia mengungkapkan suami-istri umrah dan umroh dengan orang tua adalah hal biasa. Namun, kalau umrah dengan pacar, dia mempertanyakan tujuan ibadah itu.
“Suami istri umroh, biasa, dengan orang tua, biasa, tapi kalau dengan pacar dia niatnya ibadah atau mau apa? Gitu,” katanya.
Umroh bersama kawan-kawan kantor itu juga biasa, tetapi tujuannya untuk ibadah agar kita ada teman bersama.
Menurut Ustazah Badrah, dia juga mendengar kisah-kisah, seperti umroh bersama pacar, umroh bersama selingkuhan. Mereka berjanji bertemunya malah di tempat umroh.
“Kalau misalnya kita lihat juga fenomena dan hadits-hadits Nabi bahwa di akhir zaman nantinya orang datang buat umroh itu bukan untuk ibadah, melainkan buat jalan-jalan saja, untuk ziarah biasa saja. Itu memang terjadi pada saat ini, karena mereka sibuk selfie, sibuk dengan bukan yang niatnya ibadah tapi jalan-jalan menghabiskan uang walaupun istilahnya lagi ngecharge,” jelas Ustazah Badrah.
“Tapi ternyata bahwa itu semuanya berlaku karena kondisi keimanan mereka sendiri-sendiri. Ada yang memang benar-benar pure ibadah, tapi sisanya gimana? Karena kan hakikatnya ibadah umroh itu kan paling sejam, dua jam, tiga jam ya, dari ambil miqat, lalu dia tawaf, lalu dia sa'i, habis itu tahalul, itu kan enggak terlalu lama sebenarnya. Sisanya apa yang akan dia lakukan, sedangkan itu di Tanah Suci,” ujarnya.
Maka secara hukum umroh bersama siapa pun harusnya boleh, Ustazah Badrah menuturkan, tapi kalau misalnya diisi dengan kemaksiatan itu menjadi haram.
“Nah kalau misalnya sengaja dengan pacar gimana? Pacar belum tentu jadi lho, itu kadang-kadang kita tuh malah jagain jodoh orang, mau ngapain?” katanya.
Saat ditanya sebaiknya bersama siapa kita umroh, Ustazah Badrah menjawab bersama mahram. Yaitu, orang tua, suami bagi yang sudah bersuami, anak, dan keluarga.
“Boleh dengan teman-teman, maksudnya untuk saling menasihati dalam kebaikan dan menyemangati dalam beribadah,” ujarnya.