Menurut Dr Jajang, tindakan yang paling dianjurkan untuk pasien serangan jantung adalah primary PCI. Primary PCI merupakan tindakan pemasangan ring pada pembuluh koroner jantung yang dilakukan terhadap pasien serangan jantung, tanpa pemberian obat trombolitik sebelumnya.
Dr Jajang mengungkapkan bahwa tingkat keberhasilan untuk mengembalikan aliran darah di arteri koroner jauh lebih baik dengan primary PCI dibandingkan dengan penggunaan obat trombolitik. Persentase keberhasilan dengan primary PCI adalah sekitar 90-an persen, sedangkan dengan obat trombolitik sekitar 50-an persen.
Namun untuk bisa mendapatkan manfaat yang optimal, pasien harus mendapatkan tindakan primary PCI sesegera mungkin. Idealnya, //door to balloon time// atau waktu sejak pasien tiba di IGD sampai primary PCI dilakukan adalah tidak lebih dari 90 menit.
Sayangnya, tak semua keluarga pasien serangan jantung akan memberikan izin untuk dilakukan tindakan primary PCI. Terkadang, keluarga merasa berat memberikan izin karena khawatir tindakan tersebut akan membahayakan pasien.
"Padahal kalau primary PCI dilakukan dengan cepat, angka kematian (akibat serangan jantung) akan menjadi di bawah 3 persen (dari semula sekitar 30 persen), jauh sekali," lanjut Dr Jajang.
Semakin lama tindakan primary PCI untuk pasien serangan jantung ditunda, bukan hanya keselamatan pasien yang menjadi taruhan, tetapi juga kualitas hidup pasien. Pasien tersebut mungkin bisa selamat meski primary PCI ditunda, akan tetapi setelah itu kondisi jantung pasien akan mengalami penurunan yang signifikan.
"(Karena ditunda) separuh otot jantungnya sudah rusak. Ke depannya, pasien sedikit jalan akan sesak, cepat capek, dan itu menurunkan kualitas hidup," tambah Dr Jajang.
Dalam kasus serangan jantung, Dr Jajang mengingatkan kecepatan dan ketepatan penanganan sangat berperan besar dalam menyelamatkan jiwa serta kualitas hidup pasien. Oleh karena itu, tindakan primary PCI untuk pasien serangan jantung sebaiknya tidak ditunda.
Primary PCI dilakukan dengan cara memasukkan selang kecil yang fleksibell atau kateter melalui pembuluh pergelangan tangan atau pangkal paha. Kateter ini akan dimasukkan hingga ke arteri koroner yang tersumbat.
Selanjutnya, sumbatan tersebut akan dibuka dengan balon. Kemudian ring jantung atau stent akan dipasang untuk menyangga arteri koroner yang sudah terbuka kembali.
"(Pasien perlu dirawat di rumah sakit) paling lama lima hari kalau tidak ada komplikasi, setelah pulang bisa langsung jalan-jalan," ujar Dr Jajang.