Oleh karena itu, lanjut Mirta, saat seseorang diketahui memiliki telinga kecil, tenaga kesehatan harus mengevaluasi bagaimana liang telinganya. Umumnya, anak dengan mikrotia dengan kondisi tidak terbentuknya liang telinga akan diminta menjalani skrining untuk pendengaran, biasanya saat berusia enam bulan.
Pemeriksaan ini termasuk CT-scan untuk mengetahui rencana yang akan dilakukan ke pasien. Kemudian, mereka yang tidak terbentuk liang telinga ini akan dievaluasi apa dia kandidat yang baik untuk dibuat liang telinganya demi meningkatkan ambang dengarnya.
"Karena tidak semua kandidat yang bisa dibuat liang telinga. Kalau ternyata tulang-tulang di dalam telinga tengah tidak terbentuk dengan sempurna, kemungkinan kalau dibuat lubang tidak akan meningkatkan ambang dengarnya. Tatalaksana yang bisa dilakukan, yakni membuat rangka telinga untuk mikrotia-nya," jelas Mirta.