Nia menyebut sering kali para ibu sibuk mengukur berapa banyak ASI yang sudah masuk ke dalam mulut bayi. Padahal, secara alamiah, proses menyusui tidak bisa membuat ibu menerkanya.
Itu karena payudara tidak tembus pandang. Lagi pula, tidak terdapat deret takar di kulit payudara ibu yang bisa menunjukkan berapa banyak ASI di dalamnya.
"Hati-hati banyak alasan untuk tidak menyusui yang sudah tidak akurat, mulai dari alasan medis seperti ibu sakit flu, ibu minum obat, ibu sedang hamil, atau alasan lain," ungkap Nia.
Menurut Nia, banyak alasan lain ini yang menyulitkan proses menyusui di awal. Contoh yang jamak ialah anggapan ibu harus banyak istirahat karena baru melahirkan jadi bayi jangan ada di dekat ibu, bayi nanti "bau tangan" dan manja, ayah jadi kurang diperhatikan karena ibu lama menyusui, hingga nenek ingin turut "menyusui" bayi dengan memberikan botol.