AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Saat mengasuh atau menyapa bayi, orang dewasa terkadang berbicara dengan berirama layaknya nyanyian. Menurut para ahli dari Universitas Cambridge, Inggris, cara itu dapat membantu bayi belajar bahasa.
Pakar menjelaskan, bayi belajar bahasa dari informasi ritme (naik turunnya nada) seperti yang terlihat dalam sajak atau lagu anak-anak. Tim peneliti juga menemukan bahwa bayi belum mulai memproses informasi fonetik (bunyi ucapan terkecil) sampai berusia sekitar tujuh bulan.
Hasil temuan tersebut telah diterbitkan dalam jurnal Nature Communications. Lewat studi, para peneliti berusaha menantang pandangan bahwa informasi fonetik (yang biasanya diwakili oleh alfabet) adalah kunci pembelajaran bahasa. Riset juga menunjukkan bahwa disleksia dan gangguan perkembangan bahasa mungkin terkait dengan persepsi ritme, bukan kesulitan dalam pemrosesan informasi fonetik.
"Kami percaya bahwa informasi ritme bicara adalah perekat tersembunyi yang mendasari pengembangan sistem bahasa yang berfungsi dengan baik," ujar penulis studi, Usha Goswami, yang merupakan ahli saraf di Universitas Cambridge.
Dikutip dari laman National World, Selasa (19/12/2023), Goswami dan timnya menganjurkan orang tua berbicara dengan irama nyanyian kepada bayi sesering mungkin. Menggunakan ucapan seperti lagu anak-anak juga disinyalir membuat perbedaan pada kemampuan berbahasa anak nantinya.
Untuk sampai pada temuan tersebut, para peneliti mencatat aktivitas otak 50 bayi pada usia empat bulan, tujuh bulan, dan 11 bulan. Bayi dipaparkan tontonan video pendidikan dasar yang menampilkan seorang guru menyanyikan 18 lagu anak-anak.
Selanjutnya, tim menggunakan algoritma khusus untuk menafsirkan bagaimana bayi mengodekan informasi itu di otak. Tim menemukan bahwa pengodean fonetik pada bayi muncul secara bertahap selama tahun pertama kehidupannya, dimulai dengan suara gigi (yang dihasilkan oleh gigi depan atas) dan bunyi sengau (dihasilkan saat aliran udara diarahkan melalui hidung).
Studi merupakan bagian dari proyek BabyRhythm yang dipimpin oleh Goswami. Riset menyelidiki bagaimana bahasa berhubungan dengan disleksia dan gangguan perkembangan bahasa. Goswami mengatakan ada sejarah panjang dalam upaya menjelaskan hal ini, kaitannya dengan masalah fonetik.
Dari hasil penelitian yang dia pimpin, perbedaan dalam keterampilan belajar bahasa anak-anak mungkin berasal dari ritme. Goswami mengatakan ritme adalah aspek universal dari setiap bahasa, di mana semua bayi terpapar struktur ketukan yang kuat dengan suku kata yang kuat dua kali per detik.