Ustadz Erick menjelaskan bahwa meluapkan emosi dengan berbicara kasar atau mengumpat tidak disukai oleh Allah SWT. Karena itu, Islam menekankan pentingnya kesabaran dalam menghadapi kemarahan.
Ustadz Erick juga menyarankan agar orang menggunakan energi kemarahannya untuk melakukan aktivitas positif, seperti membersihkan rumah bagi ibu rumah tangga atau melakukan kebaikan lainnya. Dengan begitu, kemarahan dapat diubah menjadi dorongan untuk berbuat baik.
Dalam konteks ini, ustadz Erick mengingatkan bahwa pemimpin atau tokoh masyarakat seharusnya memberikan teladan yang baik dan menjadi barometer bagi masyarakat. Pemimpin tidak seharusnya menampilkan hal-hal buruk di depan umum karena tindakan mereka dapat menjadi contoh yang diikuti oleh banyak orang.
"Pemimpin nggak bisa kemudian menampilkan atau menampakkan hal-hal yang buruk di depan umum karena itu akan menjadi ukuran yang akan dicontoh oleh masyarakat banyak. Itu yang kurang tepat, ya," ujar ustadz Erick.