Sebagai contoh, saat orang asing bertanya mengenai tempat tinggal, seorang Muslim bisa memberikan jawaban yang tidak spesifik seperti nama kota. Ketika orang asing tersebut mencecar jawaban yang lebih terperinci, dia dapat mengekspresikan rasa tidak nyaman dan mengalihkan percakapan ke topik lainnya.
"Cukup isyaratkan, hal seperti itu saya tidak mau kasih tahu. Itu lebih baik daripada kita berbohong," kata ustadz Erick.
Dalam Islam, ustadz Erick mengungkapkan bahwa kebohongan hanya diperbolehkan dalam kondisi tertentu. Salah satunya adalah ketika Muslim berada dalam situasi darurat yang mungkin mengancam jiwa mereka bila tidak berbohong.
Situasi lainnya adalah berbohong untuk menyenangkan hati istri. Sebagai contoh, masakan istri mungkin terasa kurang sedap. Akan tetapi, suami boleh berbohong dengan mengatakan bahwa masakan istri tidak ada duanya.
"Dia (suami) tidak bilang enak, tapi mengisyaratkan bahwa (masakan istri) ini sesuatu yang luar biasa untuk dia," kata ustadz Erick.