Akibatnya, bahkan kalender Julian ini menyimpang dari 'sebenarnya' sekitar tiga hari setiap 400 tahun. Kalender Julian terus digunakan tanpa perubahan selama sekitar 1600 tahun hingga Gereja Katolik menjadi khawatir akan semakin lebarnya perbedaan antara Ekuinoks Maret dan 21 Maret.
Sementara, kalender Gregorian mereformasi Gregorian mengubah skema tahun kabisat kalender Julian yakni setiap tahun yang habis dibagi empat adalah tahun kabisat, kecuali tahun-tahun yang habis dibagi 100. Namun, jika tahun-tahun habis dibagi 400, maka termasuk tahun kabisat.
Meskipun tahun kalender Julian secara keliru meringkas tahun tropis Bumi sebagai 365,25 hari, kalender Gregorian membuat pengecualian untuk mengikuti tahun kalender yang terdiri dari 365,2425 hari. Jumlah ini lebih mirip dengan rata-rata tahun tropis 365.2422 hari.
Selama jangka waktu empat abad, akumulasi kesalahan dalam penambahan hari kabisat setiap empat tahun berjumlah sekitar tiga hari tambahan. Oleh karena itu, kalender Gregorian menghilangkan tiga hari kabisat setiap 400 tahun, yang merupakan panjang siklus kabisatnya.
Masih ada berbagai penerapan tahun kabisat di beragam penanggalan lain. Bagaimana dengan kalender Hijriyah dalam Islam? Kalendar Hijriyah menggunakan dasar revolusi Bulan terhadap Matahari. Bulan berevolusi selama 29,5 hari, sama dengan lama Bulan berotasi.
Lamanya waktu revolusi Bulan terhadap Bumi 29,5 hari dibulatkan menjadi 29 dan 30 hari, sehingga dalam satu bulan dalam kalender hijriyah ada 29 atau 30 hari. Namun, selain berevolusi mengelilingi Bumi, Bulan juga mengitari Matahari bersama Bumi.
Dalam 29,5 hari periode Bulan berevolusi mengelilingi Bumi, saat itu posisi Bumi juga berevolusi terhadap Matahari selama 29,5 hari atau kita sebut satu bulan. Sehingga, lama waktu Bulan mengelilingi Matahari adalah 12 bulan atau 29,5 hari dikalikan 12, yaitu 354 hari. Pada tahun kabisat, jumlah hari dalam satu tahun dalam kalender Hijriyah adalah 355 hari, dengan penambahan satu hari di bulan Dzulhijjah.