AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan Sub-spesialis Onkologi dari Rumah Sakit PELNI Yuri Feharsal menyatakan deteksi dini dan penanganan segera merupakan faktor kunci dalam mengatasi kanker serviks.
Ia mengatakan bahwa kanker serviks bisa dideteksi dengan melakukan pemeriksaan inspekulo untuk melihat adanya tumor yang tumbuh di leher rahim. "Posisi serviks itu cara melihatnya melalui pemeriksaan menggunakan alat dan cara khusus agar dapat melihat kondisi dinding rahimnya," katanya dalam gelar wicara via daring pada Sabtu (9/3/2024).
"Dari pemeriksaan ini kita dapat menilai apakah di leher rahim ini ada massa tumor yang tumbuh. Pada kondisi normal, permukaan leher rahim akan terasa licin tanpa adanya tumor yang tumbuh," ia menambahkan.
Yuri menjelaskan bahwa kanker serviks atau kanker leher rahim 90 persen disebabkan oleh infeksi human papillomavirus (HPV). Menurut dia, gejala umum yang mungkin timbul akibat kanker serviks antara lain pendarahan setelah berhubungan seksual, pendarahan haid yang berkepanjangan, keputihan berlebihan dan berbau, nyeri pada panggul, serta buang air kecil dan besar berdarah.
Berdasarkan rekomendasi dari World Health Organization (WHO), upaya pencegahan kanker serviks terdiri atas pencegahan primer, sekunder, dan tersier. "Primer dilakukan sebelum perempuan terpapar faktor risiko kanker serviks. Umumnya melalui vaksinasi," kata Yuri.
Ia mengatakan upaya pencegahan sekunder dilakukan setelah perempuan terpapar faktor risiko, misalnya sudah berhubungan seksual. "Kalau sudah berhubungan seksual tidak tepat lagi dilakukan pencegahan primer, tapi pencegahan sekunder dengan deteksi dini," katanya.
"Apabila sudah terjadi kanker, harus mencegah kanker berprogres menjadi lebuh buruk sehingga harus dilakukan terapi segera, itu namanya pencegahan tersier," ia menambahkan.