AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- National Health Service (NHS) di Inggris resmi melarang pemberian obat penghambat pubertas bagi anak-anak. Obat tersebut biasanya didapat dari klinik identitas gender.
Obat penghambat pubertas untuk anak-anak selanjutnya hanya tersedia sebagai bagian dari uji klinis. Hanya saja, obat itu masih bisa diresepkan secara "off label" di klinik gender yang tidak terafiliasi NHS.
Larangan peresepan obat penghambat pubertas itu diumumkan NHS pada Rabu (14/3/2024). Obat hormon tersebut dikenal dapat membuat perubahan pada tubuh, namun pemberiannya berisiko melemahkan tulang secara permanen.
Secara medis, obat penghambat pubertas dikenal sebagai analog hormon pelepas gonadotropin. Obat itu berfungsi menghentikan perubahan fisik pubertas pada remaja yang merasa jenis kelaminnya tidak sesuai dengan keinginannya.
Obat tersebut dapat menghentikan perkembangan payudara pada anak perempuan dan menghentikan pertumbuhan rambut pada wajah laki-laki. Testosteron membantu mereka yang terlahir sebagai perempuan membentuk otot dan menumbuhkan rambut di tubuhnya, sementara estrogen mendorong pertumbuhan jaringan payudara pada mereka yang terlahir sebagai laki-laki.
Keputusan NHS Inggris ini diambil hanya beberapa bulan setelah konsultasi publik mengenai masalah tersebut. Hal tu juga mengikuti tinjauan tahun 2020 tentang layanan identitas gender untuk anak di bawah 18 tahun yang dilakukan oleh dokter anak terkenal, dr Hilary Cass.
Laporan tersebut mendorong penutupan Layanan Pengembangan Identitas Gender (GIDS) yang kontroversial di Tavistock dan Portman NHS Trust di London. Para mantan staf mengatakan bahwa mereka mempercepat remaja rentan untuk mendapatkan pengobatan yang efeknya tidak dapat dibalikkan tersebut, sementara para pengawas menilai pengobatan tersebut tidak memadai.
Tinjauan penting oleh dr Cass memperingatkan bahwa klinik tersebut mengalami lonjakan peminat. Kelompok seperti Mermaids dan Gires yang mendukung kaum transgender dan keluarganya menyatakan bahwa menunda akses kaum transgender muda terhadap penghambat hormon dapat meningkatkan risiko bunuh diri.
Terlepas dari itu, dr Cass menyoroti kurangnya bukti jangka panjang dan pengumpulan data mengenai apa yang terjadi pada anak-anak dan orang muda yang diresepkan puberty blocker.