Senin 19 Feb 2024 16:35 WIB

Jalani Induksi Laktasi, Betulkah Waria Bisa Hasilkan ASI yang Sama Baiknya dengan Ibu?

Waria diklaim bisa hasilkan ASI berkualitas dengan induksi laktasi.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Reiny Dwinanda
Botol susu anak (ilustrasi). University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust dikecam setelah sebut induksi laktasi pada waria hasilkan ASI yang sama baiknya dengan ibu.
Foto: www.freepik.com
Botol susu anak (ilustrasi). University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust dikecam setelah sebut induksi laktasi pada waria hasilkan ASI yang sama baiknya dengan ibu.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Publik Inggris dibuat geger dengan bocornya sebuah surat dari Direktur Medis Rumah Sakit University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust. Surat itu menyebut bahwa air susu yang diinduksi obat dari perempuan transgender yang terlahir sebagai laki-laki dan air susu ibu adalah makanan ideal untuk bayi.

NHS Trust mengatakan susu yang diinduksi obat dari waria sama baiknya seperti halnya air susu ibu. Dalam surat tersebut, Direktur Medis mengeklaim ada bukti yang banyak sekali dan jelas bahwa ASI adalah makanan ideal untuk bayi. Pernyataannya mengacu pada air susu ibu dan "induksi laktasi" pada "ibu" yang laki-laki secara biologis.

Baca Juga

"Bukti yang ada menunjukkan bahwa sekresi dari payudara waria sebanding dengan ASI yang dihasilkan setelah kelahiran bayi," kata Direktur Medis itu.  

Dokumen tersebut terungkap sebagai bagian dari laporan lembaga think-tank Policy Exchange. Di sisi lain, juru bicara University Hospitals Sussex NHS Foundation Trust mengatakan bahwa pihaknya  berpegang pada fakta-fakta dalam surat tersebut dan bukti-bukti yang mendukungnya.

Dilansir Daily Mail, Senin (19/2/2024), surat tersebut dikirim atas nama Ketua Eksekutif Trust sebagai tanggapan atas keluhan kelompok kampanye mengenai kebijakan-kebijakan gender Trust. Mereka membela praktik kontroversial "laktasi yang diinduksi" melalui pengobatan yang ampuh untuk memungkinkan perempuan transgender melakukan simulasi menyusui.

Mereka juga mengeklaim bahwa istilah "ASI" dimaksudkan netral dan tidak bias gender.  Dalam menjelaskan kebijakan-kebijakannya, Trust mengutip studi ilmiah selama lima bulan pada 2022 yang mengukur konsentrasi testosteron dalam susu bayi dan menemukan tidak ada efek samping yang dapat diamati pada para bayi dari waria "menyusui".

Namun, para ahli menolak sederet klaim tersebut. Para hali menunjukkan kurangnya studi ilmiah mengenai efek-efek samping tersebut.

"Hanya sedikit publikasi dan sebagian besar belum meneliti apa yang ada di dalam 'susu' itu sendiri," ujar seorang pakar medis.

Keamanan obat-obatan yang diberikan kepada laki-laki untuk bisa "memproduksi air susu (seperti ibu)" menjadi kekhawatiran utama. Obat-obatan yang diberikan dapat menyebabkan beragam masalah jantung.

"Mereka juga menunjukkan bahwa hasilnya menghasilkan susu yang sangat sedikit. Jumlahnya hampir cukup untuk satu kali pemberian per hari," kata pakar yang sama mengungkapkan kepada The Mail pada Ahad (18/2/2024).

University Hospitals Sussex Trust adalah anggota program "Diversity Champions" yang kontroversial dari Stonewall mengakui bahwa kebijakannya diambil berdasarkan saran dari organisasi eksternal. Mereka menolak untuk menjelaskan organisasi mana yang dimaksud.

Meskipun demikian, Trust menolak tuduhan para aktivis bahwa kebijakan mereka jelas-jelas bias terhadap tuntutan kaum transgender dibandingkan kepentingan anak-anak. Trust menyebut mereka memperhatikan kesejahteraan dan perlindungan anak-anak dengan sangat serius.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement