AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Seorang dokter praktik keluarga dan jurnalis medis Faith Coleman mengatakan ada banyak konsekuensi signifikan dari ruangan yang berantakan terhadap kesehatan mental. Orang berisiko mengalami gangguan memori, kebiasaan makan yang buruk, dan penurunan kontrol impuls gara-gara ruangan berantakan.
Dikutip dari laman New York Post, Kamis (14/3/2024), kekacauan juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan mood, menghambat kreativitas, menurunkan produktivitas, mengurangi energi, dan mengganggu konsentrasi dan pengambilan keputusan. Lingkungan yang sangat berantakan juga dapat menyebabkan gangguan komunikasi atau hubungan karena gangguan semua rangsangan visual dapat mengganggu pembacaan ekspresi dan emosi orang lain.
Catherine Roster, penulis studi dan profesor di Anderson School of Management di Universitas New Mexico, menemukan bahwa kepemilikan barang yang berantakan dapat berdampak negatif pada kesejahteraan. Coleman pun membeberkan manfaat dari merapikan lingkungan alias decluttering.
Berbenah dapat meningkatkan suasana hati, peningkatan dalam kebiasaan makan yang sehat yang pada gilirannya meningkatkan kesehatan fisik. Selain itu, decluttering meningkatkan kemampuan fokus, yang mempersiapkan pikiran untuk melakukan tugas, meningkatkan produktivitas dan menghilangkan rasa cemas.
Lingkungan yang terorganisasi juga meningkatkan kualitas tidur. Komunikasi antaranggota keluarga pun dapat menjadi lebih efektif dan hubungan dapat mengalami peningkatan.