Di sisi lain, terjadinya suatu gerakan-gerakan halus atau kedutan, perlu segera dipastikan hal tersebut bukan pertanda epilepsi. Dokter Chairunnisa menyebutkan bahwa penyebab epilepsi diduga adalah faktor genetik, serta simptomatik, di mana ada sesuatu di otak yang menyebabkan gangguan itu.
Contohnya ialah tumor, infeksi, atau trauma pada saat proses kelahiran. Adapun pencetusnya antara lain waktu menatap layar, baik itu TV maupun telepon pintar.
Epilepsi dapat dikontrol melalui pengobatan, namun pada satu persen penderita epilepsi dapat terjadi kematian mendadak setelah epilepsi (SUDEP). Menurut dr Chairunnisa, penyebab kematian tersebut masih belum jelas, namun diduga terkait dengan masalah pernapasan dan jantung.