AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Menjelang Idul Fitri, ada saja orang dengan golongan ekonomi lebih mampu membuat dhuafa mengantre panjang untuk mendapatkan zakat atau sedekah. Mirisnya, sering kali, penyaluran zakat/sedekah ini menjadikan orang berdesak-desakan hingga pingsan, cedera, dan bahkan ada yang meninggal.
Bagaimana adab sedekah menurut Islam? Menurut Ketua PB Nahdlatul Ulama KH Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur), boleh saja sedekah dengan skema seperti demikian, namun ada cara yang lebih terhormat.
"Boleh saja, namun sebaiknya diantar ke rumah mereka agar lebih terhormat," kata Gus Fahrur kepada Republika.co.id.
Gus Fahrur juga mengatakan zakat dan atau sedekah yang diberikan secara diam-diam atau disalurkan melalui Lembaga zakat itu lebih baik dan terhindar dari riya'. Namun, bisa juga diberikan di depan umum dengan bertujuan untuk memberikan contoh dan teladan bagi orang lain.
"Tidak sekadar pamer, tapi dengan maksud agar orang meniru dia dalam bersedekah, itu boleh saja dan tetap dapat pahala," ujar Gus Fahrur yang juga Wasekjen Majelis Ulama Indonesia.
Jika murni niatnya untuk pamer, maka tidak ada pahalanya. Gus Fahrur mengingatkan bahwa niat untuk pamer sangat dilarang dalam Islam.
وقال صلى الله عليه وسلم: {صَدَقَةُ السِّرِّ تُطْفِىءُ غَضَبَ الرَّبِّ وَصَدَقَةُ العَلاَنِيَةِ جُنَّةٌ مِنَ النَّار}
Nabi Muhammad Shollallohu alaihi wasallam bersabda:
"Sedekah sirri (secara rahasia) memadamkan murka Allah dan sedekah secara terang-terangan merupakan perisai dari neraka."