Ketika balita mengetahui bahwa orang tua mengenali rasa frustrasi atau kemarahannya, kecil kemungkinan mereka akan menunjukkan betapa kesalnya mereka, dan mereka pun berhenti memukul diri sendiri. Kenalkan berbagai jenis perasaan agar anak mulai mempelajari keterampilan manajemen amarah yang sehat sepanjang tahun-tahun prasekolah.
Namun, ada juga penjelasan lain mengapa balita tiba-tiba memukul dirinya sendiri, yakni rasa sakit secara fisik. Misalnya, balita yang memukul bagian samping kepalanya mungkin mengalami infeksi telinga. Bayi yang sedang tumbuh gigi juga terkadang memukul diri sendiri untuk mengatasi rasa sakit pada gusi.
"Perhatikan di mana mereka memukul diri mereka sendiri. Terkadang anak-anak mencoba berkomunikasi di tempat yang menyakitkan. Dan, tergantung pada sumber rasa sakitnya, Anda mungkin bisa merawat anak Anda di rumah," ungkap Morin.
Apabila anak sering memukul dirinya sendiri dan tidak ada hubungannya dengan amarah atau rasa sakit yang akut, hal itu pun perlu menjadi perhatian orang tua. Sebab, melukai diri sendiri mungkin berhubungan dengan autisme, seperti menggaruk, mencubit, menggigit diri sendiri, atau membenturkan kepala secara berirama.