Hanya saja, menurut Agustina, memiliki rumah yang disewakan sementara pemilik tidak berada di kota yang sama akan menyulitkan pemantauan. Sebab, penyewa hingga perawatan rumah tetap harus dimonitor.
"Itu yang sebetulnya akan jadi lebih rumit. Jadi, mungkin tidak ada yang lebih baik yang mana, tapi lihat kondisinya," ujar dia.
Ingin membeli atau mengontrak rumah? Agustina menyarankan untuk menyesuaikannya dengan lokasi pusat aktivitas masing-masing.
"Pilih yang aksesnya lebih mudah. Meskipun agak jauh, tapi transportasi umumnya memadai tentu tidak masalah," kata Agustina.
Ketika akan membeli rumah, Agustina mengingatkan agar menyesuaikannya dengan kemampuan untuk membayar uang muka, cicilan, dan sebagainya. Ketika mengontrak, atur keuangan agar bisa membayar sewa sambil menabung untuk uang muka dan cicilan rumah.
Agustina menjelaskan, sebetulnya 20 persen dari penghasilan dapat dipakai untuk membayar sewa rumah. Misalnya, seseorang dengan gaji Rp 5 juta sebulan dapat menyewa rumah seharga Rp 1 juta. Lalu, sisihkan 10 persen dari penghasilan untuk uang muka atau mempersiapkan rumah yang diinginkan nantinya.
"Jadi jangan karena wah biar sedekat mungkin atau senyaman mungkin terus akhirnya uangnya habis untuk menyewa rumah. Kita bayar ke orang lain dan tiap tahun bisa jadi sewanya naik, padahal mungkin gaji kita naiknya enggak sebanding sama sewa rumahnya," ujar dia.
Misalnya, sewa rumah naik 10 persen, tetapi gaji cuma naik lima persen. Itu berarti orang harus mencari kontrakan baru dan akhirnya ada pengeluaran lain yang harus dikurangi supaya bisa membayar kontrakan.
"Jadi, lihat kemampuan secara finansial masing-masing," ujarnya.