Kamis 09 May 2024 05:01 WIB

Kasus Demam Lassa Terdeteksi di Paris, Penderitanya Alami Pendarahan Mata

Demam Lassa menyerang manusia akibat virus Lassa yang ditularkan hewan pengerat.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Tikus (Ilustrasi). Demam Lassa menyerang manusia akibat virus Lassa yang ditularkan hewan pengerat seperti tikus.
Foto:

Virus Lassa masih satu famili dengan Ebola, dan telah menjadi endemik di sejumlah negara Afrika Barat, termasuk Benin, Ghana, Guinea, Liberia, Mali, Sierra Leone, dan Togo. Selama beberapa tahun terakhir, beberapa pelancong yang kembali ke Eropa atau Amerika Serikat dari Afrika diketahui terinfeksi Lassa.

Tiga kasus demam Lassa dilaporkan di Inggris pada 2022, menyerang keluarga yang kembali dari Afrika Barat ke Bedfordshire, dan seorang bayi baru lahir meninggal dunia akibat virus tersebut. Saat ini, demam Lassa masuk dalam daftar patogen terkenal yang memiliki potensi epidemi atau pandemi menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Diperkirakan, penyakit ini menginfeksi lebih dari 200 ribu orang setiap tahunnya dan menewaskan beberapa ribu orang. Penanganaan dengan obat antivirus terkadang efektif, namun hanya jika diberikan segera setelah timbulnya penyakit.

Tahun lalu, terjadi wabah terburuk demam Lassa yang pernah tercatat di Nigeria, dengan 9.155 kasus dugaan, 1.270 kasus terkonfirmasi, dan 227 kematian. Beban kasus tahun ini tampaknya sedikit lebih rendah, dengan 577 kasus terkonfirmasi dan 94 kematian terkonfirmasi pada Februari 2024.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement