Rabu 08 May 2024 23:26 WIB

Ulasan Film Kingdom of the Planet of the Apes: Kompleks dan Emosional

Visual film Kingdom of the Planet of the Apes sangat mengesankan.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Qommarria Rostanti
Foto adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes.
Foto: Dok. 20th Century Fox
Foto adegan dalam film Kingdom of the Planet of the Apes.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Para kera tetap menjadi spesies dominan di Bumi ratusan tahun setelah mangkatnya pemimpin mereka, Caesar. Sementara itu, manusia hidup dalam bayang-bayang dan sebagian kehilangan kecerdasan. Terlepas dari itu, para kera hidup harmonis dalam klannya. 

Suatu ketika, kera muda bernama Noa dari klan Eagle menjadi saksi kekejaman pemimpin tirani terhadap keluarganya. Raja kera yang lalim bernama Proximus Caesar dan kroni-kroninya menguasai senjata yang ditempa dari teknologi manusia yang hilang.

Baca Juga

Noa tak mau tinggal diam mendapati Proximus Caesar memutarbalikkan ajaran Caesar yang asli untuk memperbudak klan kera yang lainnya. Bersama orangutan bernama Raka dan manusia bernama Mae, Noa bertindak untuk menentukan masa depan kera dan manusia.

Kisah Noa di film Kingdom of the Planet of the Apes telah bisa ditonton di bioskop Indonesia mulai 8 Mei 2024. Kisah para kera ini amat kompleks, dengan berbagai konflik yang menguras emosi. Akan lebih baik jika mengikuti jalannya cerita dari film sebelumnya.

Itu akan membantu memahami sejumlah latar cerita, seperti bagaimana kera menjadi pintar dan dominan di Bumi, asal-usul Caesar yang jadi panutan para kera, juga berbagai detail lain. Namun, kalaupun penonton baru menyimak kisah Noa dan para kera di film ini, itu pun tak jadi soal.

Sutradara Wes Ball menyajikan kisah yang rumit, namun berbagai adegan dan konflik punya hubungan kuat. Misalnya, adegan pendakian Noa bersama Soona dan Anaya di awal film besutan 20th Century Studios ini, nantinya berhubungan dengan satu momen penentu.

Visual film ini sangat mengesankan. Lanskap alam yang membentang, bekas-bekas peninggalan peradaban manusia, semua terlihat nyata. Raut wajah para kera pun tampak hidup, begitu juga emosi yang mereka rasakan. Penonton akan ikut merasakan duka dan rasa sakit mereka, kesenangan mereka yang bebas-lepas, juga kemarahan dan rasa terkhianati.

Trust issue antara kera dan manusia jadi salah satu hal yang disoroti dalam Kingdom of the Planet of the Apes. Itu tersirat lewat dialog maupun interaksi para tokoh dalam film ini. Yang cukup menohok adalah ketika Raka bercerita kepada Noa bahwa ada satu masa di mana kera dan manusia bisa hidup berdampingan.

Noa terlihat tidak percaya dengan "legenda" yang dikisahkan Raka. Ketidakpercayaan itu rupanya terbukti pada bagian lain film. Sebuah kritikan keras untuk "para manusia" yang menonton film ini, bahwa jika diberi kendali, manusia bisa bertindak keji.

Kingdom of the Planet of the Apes dibintangi Owen Teague, Freya Allan, Kevin Durand, Peter Macon, dan William H Macy. Skenario film ditulis oleh Josh Friedman, berdasarkan premis cerita dari Pierre Boulle serta karakter yang diciptakan oleh Rick Jaffa dan Amanda Silver.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement