Jumat 31 May 2024 11:20 WIB

Pendarat Bulan Jepang SLIM Berhenti Merespons dalam Kegelapan

JAXA berusaha mengirim sinyal ke SLIM tapi tidak mendapatkan tanggapan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Friska Yolandha
Gambar mosaik permukaan bulan yang ditangkap oleh Multiband Spectroscopic Camera (MBC) yang terpasang pada wahana pendarat bulan SLIM Jepang segera setelah mendarat pada 19 Januari (kiri) dan setelah listrik menyala kembali sekitar 10 hari kemudian (kanan). Saat arah matahari berubah dari timur ke barat, bayangan di permukaan bulan pun ikut berubah.
Foto:

Foto yang diambil oleh SLIM dalam jangka waktu yang relatif singkat telah memberikan kontribusi terhadap pemahaman tentang permukaan bulan. Pada Senin, tim peneliti dari Universitas Ritsumeikan dan Universitas Aizu mengungkapkan pada pertemuan Persatuan Geosains Jepang di Prefektur Chiba bahwa gambar SLIM menunjukkan keberadaan mineral olivin. Olivin adalah komponen utama mantel atas bumi dan diyakini merupakan bagian dari mantel bulan, yang menyumbang 90 persen massa bulan.

Membandingkan olivin dari bulan dan bumi mungkin mendukung teori yang diterima secara luas bahwa bulan terbentuk dari puing-puing tabrakan antara bumi dan benda langit lainnya, dan memiliki implikasi yang signifikan terhadap pemahaman kita tentang asal usul bulan.

“Pemeriksaan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah olivin bulan sebenarnya berasal dari mantel bumi,” kata profesor di Universitas Ritsumeikan, Kazuto Saiki.

Profesor Universitas Aizu, Makiko Otake, menambahkan bahwa data yang dikumpulkan telah lama ditunggu-tunggu dan memberikan hasil yang sangat penuh harapan. Dia menyatakan tekadnya bahwa data tersebut mungkin dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang asal usul bulan melalui analisis lebih lanjut.

Ketika para peneliti dan insinyur menunda upaya pengaktifan kembali bulan depan, JAXA memuji upaya pendarat tersebut sejauh ini. “SLIM telah mengirimkan data yang jauh lebih berharga daripada yang pernah kami perkirakan sebelum diluncurkan,” kata agensi tersebut di X. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement