Ahad 16 Jun 2024 23:05 WIB

Viral Disebut Jadi Penadah Kendaraan Curian, Sukolilo Pati Ternyata Punya Magnet Wisata

Terdapat potensi wisata alam yang bisa menarik wisatawan untuk berkunjung ke Pati.

Red: Ani Nursalikah
Wisatawan mengunjungi objek wisata air terjun Widuri di Dusun Widuri, Tawangharjo, Grobogan, Jawa Tengah, Minggu (14/3/2021). Wisata air terjun dengan ketinggian kurang lebih 40 meter yang terletak di pegunungan Kendeng itu menawarkan keindahan alam yang masih asri
Foto:

Dari beberapa objek wisata alam tersebut, ada yang dikelola Pemerintah Kabupaten Pati, di antaranya Gua Wareh, sedangkan objek wisata lainnya dikelola oleh swasta maupun perorangan.

Kecamatan Sukolilo juga menyimpan potensi wisata budaya yang selama ini cukup dikenal masyarakat dari berbagai daerah lain, di antaranya "Omah Kendeng" yang merupakan rumah tradisional warga Sedulur Sikep atau dikenal dengan sebutan komunitas Samin.

Di rumah tradisional komunitas Samin yang merupakan sebutan dari nama seorang tokoh, yakni Samin Surosentiko, itu terdapat aneka gamelan yang biasa mereka mainkan, sehingga bisa menjadi daya tarik wisata budaya lokal. Ketika ada kunjungan wisatawan, warga Sedulur Sikep bisa menyambutnya dengan memainkan musik gamelan tersebut dengan menyanyikan aneka tembang-tembang Jawa khas komunitas itu.

Samin Surosentiko sendiri diceritakan berasal dari keturunan keraton, kemudian keluar dari lingkungan keluarganya, berbaur dengan masyarakat biasa untuk mengadakan perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

Bentuk perlawanannya dengan cara membangkang tidak membayar pajak, menolak membenahi jalan, dan menolak ikut ronda atau kebijakan apapun ditentang leluhur beserta pengikutnya. Setelah diasingkan ke Digul, kemudian di Sawah Lunto (Sumatera Barat), Samin Surosentiko memberikan petuah nantinya ketika Indonesia merdeka harus mau membayar pajak dan kebijakan pemerintah lainnya.

Potensi wisata budaya lainnya, yakni tradisi meron untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda oleh Kemendikbud Ristek.

Tradisi meron tersebut digelar setiap tanggal 13 Rabiul awal. Berdasarkan catatan sejarah meron pertama kali dilakukan oleh abdi dalem Kesultanan Mataram di Pati pada abad 17. Kemudian, pada 2016 oleh Kemendikbud Ristek RI ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda.

Baca di halaman selanjutnya...

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement