Para peserta dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan seberapa banyak tidur tambahan yang mereka dapatkan selama akhir pekan. Kelompok dengan waktu tidur akhir pekan paling banyak didefinisikan sebagai kelompok yang memiliki waktu tidur tambahan antara 1,28 hingga 16,06 jam dibandingkan dengan waktu tidur di hari kerja.
Sementara itu, peserta yang memiliki waktu tidur tambahan paling sedikit di akhir pekan justru kehilangan waktu tidur antara 16,05 hingga 0,26 jam. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa peserta yang melaporkan tidur tambahan paling banyak di akhir pekan memiliki kemungkinan 19 persen lebih kecil untuk terkena penyakit jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak tidur di akhir pekan.
Pada subkelompok orang yang mengalami kurang tidur setiap hari, penelitian ini menemukan bahwa orang yang paling banyak tidur di akhir pekan memiliki risiko penyakit jantung 20 persen lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit tidur. Penelitian ini tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam hasil ini antara pria dan wanita.
“Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa untuk sebagian besar populasi di masyarakat modern yang menderita kurang tidur, mereka yang paling banyak 'mengejar ketertinggalan' tidur di akhir pekan memiliki tingkat penyakit jantung yang jauh lebih rendah dibandingkan mereka yang paling sedikit,” kata salah satu peneliti, Zechen Liu, seperti dilansir Euro News, Sabtu (31/8/2024).