Ahad 24 Nov 2024 09:22 WIB

Wow! Karya Seni Pisang Dilakban Terjual Rp 98 Miliar, Siapa yang Beli?

Pembeli karya seni ini mengaku akan memakan pisang tersebut.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Karya seni pisang dilakban di dinding yang diberi nama Comedian ini terjual dengan harga Rp 98 miliar. Karya seni ini dibeli oleh Justin Sun, pengusaha kripto asal China.
Foto:

Bagi seorang penggemar kripto seperti Sun, kemiripan karya seni tersebut dengan NFT kemungkinan besar tidak luput dari perhatian. Menurut dia karya seni pisan berlakban ini bukan hanya karya seni, namun juga fenomena budaya yang menjembatani dunia seni, meme, dan komunitas mata uang kripto.

Karya seni Comedian pertama kali dipamerkan di Art Basel Miami pada 2019, di mana karya ini dijual dengan harga 120 ribu dolar AS. Gambar pisang yang ditempelkan di dinding menjadi viral di media sosial dan menarik kerumunan sehingga karya seni tersebut harus diturunkan. Tiga edisi Comedian telah dibuat dan dijual, salah satunya dimasukkan ke Koleksi Guggenheim setelah disumbangkan secara anonim, sementara dua lainnya dibeli oleh kolektor pribadi.

Maurizio Cattelan merupakan seorang seniman visual asal Italia. Dikenal terutama karena patung dan instalasi hiper-realistiknya, praktik Cattelan juga mencakup kegiatan kurasi dan penerbitan.

Pendekatan satire terhadap seni membuatnya sering dijuluki sebagai komedian atau orang iseng di dunia seni. Belajar secara otodidak sebagai seniman, Cattelan telah berpameran secara internasional di museum dan Biennale.

Maurizio Cattelan menciptakan karya seni terpentingnya di Viale Bligny 42 di Milan, tempat ia tinggal selama bertahun-tahun. Pada 2011, Museum Guggenheim di New York City menampilkan retrospeksi karyanya. Beberapa karya Cattelan yang paling dikenal termasuk America yang merupakan sebuah toilet emas murni; La Nona Ora yaitu sebuah patung yang menggambarkan seorang Paus terjatuh dan tertimpa meteor; dan tentu saja Comedian, pisang segar yang dilakban di dinding.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement