“Perempuan dari kalangan sosial ekonomi apapun, saat berhadapan dengan kondisi tertentu, di otaknya yang bekerja adalah amigdala. Ini juga alasan mengapa para Bunda sangat ingin dipahami oleh suami,” kata dia.
Samanta mengungkapkan kebutuhan untuk dipahami ini terjadi pada semua kalangan, meski wujudnya berbeda-beda. Misalnya pada satu keluarga, seorang ibu yang sedang merasa lelah dengan rutinitas menjaga buah hati, mungkin hanya ingin suaminya memvalidasi rasa lelah tersebut dan turut berbagi peran pengasuhan. Namun di keluarga lain, mungkin ada juga bunda yang ingin suaminya memberikan kado atau hadiah sebagai bentuk apresiasi.
“Bentuk konkret dari ingin dipahami ini pasti akan berbeda di setiap keluarga. Jadi memang setiap pasangan perlu membangun komunikasi yang baik, sehingga nanti tahu apa yang diinginkan dan diharapkan oleh satu sama lain,” kata Samanta.