Jika cocok dan mencapai kesepakatan dengan penjual, siap-siap menemukan keseruan saat menikmatinya. Sebab, durian Cengal ini memiliki rasa yang beragam. Tampaknya, hanya penjual yang menjual langsung dari pohon sendiri yang paham rasa duriannya. Jika tidak, mereka dan kita hanya bisa menerka-nerka rasa durian yang akan masuk ke lidah. Ada rasa dominan manis, manis pahit, manis legit, rasa mirip buah nangka, sampai rasa permen karet. Keunikan rasa dan enaknya durian Cengal ini terjaga karena rata-rata durian yang dijual matang di pohon.
"Ini kok rasanya mirip bubur ya," kata salah satu rekan. "Iya benar, mirip bubur apa ya?" timpal rekan yang lain saat kami beramai-ramai menikmati durian Cengal ini pekan lalu.
Potensi wisata
Durian yang kami makan berasal dari kebun-kebun yang ada di Kampung Cengal yang berkontur perbukitan ini. Selain indra perasa dimanjakan dengan lezatnya buah durian, indra pengelihatan kami juga ditenangkan hijaunya pohon-pohon dari perkebunan. Kami beruntung, saat di sana kami bisa melihat elang terbang rendah. Sementara indra pendengaran kami dibuai suara jangkrik, kodok, dan aneka burung.
Selain memakan durian, manggis Cengal pun kami lahap. Rasanya yang manis berpadu dengan hanya sedikit asam, membuat buah demi buah manggis yang segar tak terasa masuk dengan lancar ke dalam perut kami.
Arif Mujahidin sudah lama mencium potensi Kampung Cengal sebagai destinasi wisata. Ia melihat perpaduan durian dengan rasa jempolan, manggis yang enak, serta keindahan alamnya bisa menarik para pengunjung untuk menghabiskan waktu di sini. Ujung-ujungnya, kehadiran mereka sedikit banyak akan membantu perekonomian warga setempat.
Kampung Cengal berada di sisi barat Gunung Salak. Jika berada di sisi yang tepat, kita bisa langsung melihat kemegahan Gunung Salak menjulang serta kelap kelip lampu di Kota Bogor pada malam hari. Di sebelah kirinya, mengintip Gunung Gede Pangrango.
Berbeda dengan wisata Puncak yang dipengaruhi Gunung Gede Pangrango dan umumnya menjual bibit bunga, sayur, serta buah, Kampung Cengal serta sejumlah desa lain di Kecamatan Leuwiliang menawarkan wisata kebun buah, khususnya manggis dan durian.
Kita juga bisa trekking, jenis wisata populer yang ditawarkan di wilayah Sentul, sambil menikmati pemandangan kebun aneka buah dan padi di sawah serta sungai dengan aliran air yang beriak kecil. Ada juga Curug Lontar yang masih asri dan bisa disinggahi sebagai tujuan trekking di Desa Karacak.
Haji Arif, begitu ia biasa disapa warga setempat, membeli sejumlah tanah di Desa Karacak. Salah satu bidang yang ia beli berada di posisi yang sangat strategis. Letaknya tinggi di atas bukit sehingga pandangan tak terhalang untuk menikmati Gunung Salak.
Di tanah sekitar 3.000 meter persegi ini, Haji Arif membangun Vila Bogor Hilltop Harmony. Properti dua lantai dengan luas sekira 800 meter persegi ini didesain dengan sentuhan gaya Romawi Modern. Vila ini memiliki tiga kamar dengan tiga kamar mandi serta satu mushalla, yang bisa dialihfungsikan sebagai tempat tidur ekstra jika banyak orang yang menginap. Ada juga kolam renang kecil di sisi samping halaman belakang vila asri yang disewakan ke masyarakat umum ini.
Dari tempat ini, kita bisa melihat dan menikmati pemandangan matahari terbit di sela-sela Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango atau indahnya langit berwana jingga di sisi lain saat mentaro terbenam. Dari vila ini juga, jika cuaca cerah, gemerlap lampu kota Bogor dapat terlihat jelas. Bagi para yang suka mengunggah foto di media sosial, tempat ini akan sangat disukai.
"Saya melihat potensi wisata di sini makanya membangun vila di sini. Kita bisa bersantai di sini menikmati Gunung Salak sambil makan duren dan manggis. Bagi yang suka trekking, bisa berjalan ke air terjun yang tak jauh dari sini sambil menikmati hamparan sawah," kata Arif kepada kami yang menginap di villa miliknya ini.
Tak cuma mencicipi durian Cengal, kami pun mencoba trekking ala-ala, menyusuri jalan-jala tikus Kampung Cengal menikmati keasrian alamnya. Karena waktu yang mepet maghrib, kami melanjutkannya dengan menggunakan mobil untuk menuju hamparan sawah. Di sana, kami menikmati singkong goreng dan air kelapa muda sebelum kembali ke Villa Bogor Hilltop Harmony.
Pagi harinya, kami bangun menikmati matahari terbit dengan latar Gunung Salak yang diselimuti kabut serta gemerlap cahaya dari rumah-rumah Kota Bogor. Suara jangkrik, kodok, kicau burung, dan hawa sejuk, menenangkan pikiran sebelum pulang ke Jakarta untuk kembali beraktivitas. Akhir pekan yang menyenangkan ini membuat sebagian rekan sudah tak sabar segera kembali di sini. Menerka-nerka rasa durian Cengal, melahap manggis yang lezat, serta menikmati alam yang asri sungguh mengasyikkan.