Sabtu 08 Feb 2025 17:22 WIB

Tanpa Bantuan Amerika, Nyawa 6,3 Juta ODHA Terancam

70 persen pendanaan pengobatan AIDS berasal dari bantuan Amerika.

Red: Indira Rezkisari
Saat ini 20 dari 30 juta ODHA amat bergantung pada bantuan AS untuk pengobatan HIV/AIDS.
Foto: ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang/hp.
Saat ini 20 dari 30 juta ODHA amat bergantung pada bantuan AS untuk pengobatan HIV/AIDS.

AMEERALIFE.COM,  JENEWA -- Pembekuan program bantuan luar negeri Amerika Serikat oleh Presiden Donald Trump berpotensi mengancam nyawa orang dengan HIV/AIDS (ODHA) se-dunia. Setidaknya 6,3 juta ODHA terancam dalam empat tahun ke depan, demikian menurut badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

"Masih terjadi banyak kebingungan... Dan, kami melihat banyak disrupsi dalam pemberian layanan pengobatan," ucap Christine Stegling, wakil direktur eksekutif Program Gabungan PBB untuk HIV/AIDS (UNAIDS) dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Jumat (7/2/2025).

Baca Juga

Terkait dampak pembekuan bantuan tersebut, Stegling mengatakan bahwa saat ini, 20 dari 30 juta ODHA amat bergantung pada bantuan AS untuk pengobatan mereka. Ia mengatakan, aksi global terhadap HIV/AIDS amat bergantung pada AS karena hingga 70 persen dari pendanaan untuk aksi tersebut berasal dari Rencana Darurat Presiden AS untuk Bantuan AIDS (PEPFAR).

"Kami memperkirakan jika PEPFAR tak lagi diberikan otorisasi bantuan dari 2025 hingga 2029, dan jika tak ada sumber daya yang dapat menggantikannya untuk mendanai respons HIV global, akan ada peningkatan kematian karena AIDS sebesar 400 persen," ucap Stegling.

"Jumlah tersebut setara dengan 6,3 juta orang, dan 6,3 juta kematian akibat AIDS berpotensi terjadi di masa yang akan datang," kata dia.

Petinggi UNAIDS itu mengatakan, dampak terbesar dari pembekuan bantuan AS tersebut akan terjadi pada sistem kesehatan masyarakat. Ia mencontohkan, pihaknya memiliki kontrak kerja dengan 5.000 personel kesehatan di Ethiopia yang didanai melalui bantuan AS.

"Akibatnya, semua dari mereka yang bekerja di semua wilayah di Ethiopia terpaksa diakhiri (kontraknya)," kata Stegling.

sumber : Antara/Anadolu
Yuk gabung diskusi sepak bola di sini ...
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement
Advertisement
Advertisement