AMEERALIFE.COM, JAKARTA -- Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta Iin Mutmainnah mengingatkan anak yang ikut diasuh oleh ayah cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Mereka juga dinilai memiliki kontrol emosi yang baik.
"Anak-anak yang tumbuh dengan kehadiran ayah yang aktif dan penuh kasih, cenderung memiliki kepercayaan diri yang tinggi, kontrol emosi yang baik, serta mampu menjalin hubungan sosial yang sehat," kata dia dalam kegiatan Sosialisasi Advokasi Lembaga Layanan Peningkatan Kualitas Keluarga Seri-2, di Jakarta, Rabu (4/6/2025).
Iin menyampaikan, ayah bukan sekadar pencari nafkah tetapi juga pendidik pertama, pelindung dan teladan utama dalam keluarga. Karena itu, sosok ayah penting dalam pengasuhan anak-anak.
Dia merujuk penelitian mengatakan, seiring dengan perkembangan zaman, peran ayah sangat penting dan tidak tergantikan dalam membentuk karakter emosi dan masa depan anak.
Iin berharap masyarakat semakin menyadari pengasuhan bukan hanya tugas ibu saja tetapi juga merupakan kolaborasi antara ayah dan ibu secara sinergis.
Dengan begitu, sambung dia, tercipta keluarga-keluarga yang sehat, harmonis, berbudaya serta mampu menjadi benteng pertama dalam membangun karakter bangsa.
Dalam kesempatan itu, Direktur Bina Ketahanan Remaja, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN, Edi Setiawan juga sependapat pentingnya sosok ayah dalam pengasuhan anak agar dapat berkembang secara optimal.
"Cinta dari ibu adalah cinta yang hangat, sedangkan cinta ayah akan membentuk rasa tanggung jawab anak, kemandirian anak, kedisiplinan anak termasuk kejujuran, dan integritas," ujar Edi.
Edi menyampaikan peran ayah membentuk karakter seorang anak, membentuk rasa kepercayaan diri anak yang nantinya membentuk kepemimpinan.
"Jadi wajar kalau anak-anak di Indonesia kehilangan leadership, tidak punya daya juang karena ayahnya tidak hadir dalam pengasuhan," kata dia.
Berbagai penelitian memperlihatkan sejumlah dampak ketidakhadiran ayah dalam pengasuhan anak antara lain menyebabkan anak cenderung mengalami masalah akademik, masalah kesehatan mental, mudah depresi, tumbuh tidak percaya diri.
Selain itu, anak juga lebih agresif, lebih nakal, berpotensi menjadi penyalahguna narkoba, pelaku seks bebas, dan cenderung mengalami krisis identitas seksual.
Edi mencontohkan, anak laki-laki yang tumbuh tanpa kehadiran ayah berpotensi menyukai sesama laki-laki karena merindukan kasih sayang dari laki-laki.