AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Arus mudik Lebaran 2025 mulai berlangsung. Meskipun mudik menjadi momen yang dinanti, namun bagi sebagian orang, perjalanan panjang selama mudik dapat menimbulkan mabuk perjalanan.
Dokter sekaligus staf pengajar di Fakultas Kedokteran IPB University, dr Citra Ariani, mengatakan mabuk perjalanan (motion sickness) terjadi ketika ada ketidaksinkronan antara rangsangan visual dari mata dan keseimbangan pada telinga yang menyebabkan gejala pusing, mual dan muntah. Kondisi ini dapat dialami siapa saja, tetapi ada beberapa kelompok yang lebih rentan seperti wanita, anak-anak usia 2 hingga 12 tahun, serta penderita vertigo atau migrain.
Untuk mencegah mabuk perjalanan selama perjalanan mudik, dr Citra, menyarankan untuk memilih tempat duduk yang tepat. Untuk perjalanan dengan kendaraan pribadi atau bus, duduk dekat jendela atau di kursi depan mobil dapat mengurangi gejala mabuk perjalanan.
“Untuk perjalanan udara, tempat duduk di dekat sayap pesawat lebih disarankan,” kata dr Citra dalam keterangan tertulis, dikutip pada Selasa (25/3/2025).
Selain itu, bagi individu yang kerap mabuk perjalanan akan lebih aman jika mengemudi kendaraan sendiri. Menurut dr Citra, hal ini dapat mengurangi risiko mabuk perjalanan dibandingkan dengan saat menjadi penumpang.
“Tapi jika Anda harus menjadi penumpang, usahakan agar dapat melihat ke horizon, cukup tidur sebelum berangkat dan menjaga hidrasi tubuh dengan banyak minum air putih,” kata dia.
Untuk mencegah mabuk perjalanan, dr Citra juga menyarankan masyarakat untuk tidak merokok dan mengonsumsi makanan berat sebelum berat. Distraksi seperti mengobrol atau mendengarkan musik juga dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman selama perjalanan.
Ia juga memberikan alternatif alami yang dapat membantu mengurangi gejala mabuk perjalanan, salah satunya dengan jahe. Konsumsi jahe dalam bentuk permen atau teh dapat memberikan efek yang menenangkan.
“Menghirup minyak esensial dengan aroma jahe, lavender, atau peppermint juga dapat membantu sebagian orang,” kata dia.
Terkait penggunaan obat-obatan antimabuk perjalanan, dr Citra mengatakan obat semacam ini bekerja dengan menyupresi sinyal pada otak yang menyebabkan ketidaksinkronan informasi antara mata dan telinga. Biasanya obat antimabuk yang dijual bebas di pasaran mengandung dimenhidrinat, golongan antihistamin yang dapat menyebabkan kantuk.
“Untuk mengetahui dosis yang tepat dan efek sampingnya, obat antimabuk ini bisa dicoba dulu di rumah. Tapi jika memiliki kondisi tertentu, lebih baik berkonsultasi dulu dengan dokter,” kata dia.