Sabtu 12 Apr 2025 14:26 WIB

Selalu Ingin Buang Air Besar Setelah Makan, Normalkah?

Beberapa jenis makanan mempercepat gerakan usus.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Perut mulas ingin buang air besar (ilustrasi). Sebagian orang kerap ingin buang air besar tak lama setelah makan.
Foto: Mgrol100
Perut mulas ingin buang air besar (ilustrasi). Sebagian orang kerap ingin buang air besar tak lama setelah makan.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Sebagian orang kerap ingin buang air besar tak lama setelah makan. Meski terkesan tak lazim, namun kondisi ini ternyata cukup umum dan berkaitan dengan respons alami tubuh. Namun seberapa normalkah dorongan ini dan kapan perlu diwaspadai?

Konsultan senior di Departemen Penyakit Dalam di Yatharth Super Speciality Hospital, dr Nishant Singh, mengatakan dorongan buang air besar seusai makan biasanya dipicu oleh refleks gastrocolic. Refleks ini terjadi saat lambung yang terisi makanan mengirimkan sinyal ke usus besar untuk mengosongkan isinya, demi memberi ruang makanan baru.

Baca Juga

“Namun, jika dorongan buang air besar itu sangat sering terjadi atau mengganggu kehidupan sehari-hari, itu bisa jadi merupakan indikasi penyebab mendasar lainnya,” kata Singh seperti dikutip dari Indian Express, Sabtu (12/4/2025).

Menurut Singh, stres dan kecemasan bisa menjadi salah satu pemicu utama kondisi tersebut. Ia menjelaskan bahwa hubungan antara otak dan saluran pencernaan membuat sebagian orang lebih mudah mengalami gangguan pencernaan saat menghadapi tekanan emosional.

Selain itu, makanan berlemak atau makan dalam jumlah besar juga dapat merangsang refleks gastrocolic. Beberapa jenis makanan seperti produk susu olahan, gluten, makanan pedas, atau konsumsi serat berlebihan juga dapat mempercepat gerakan usus.

“Asupan kafein dan gula juga bisa menjadi pemicu. Keduanya dikenal sebagai zat yang dapat merangsang kontraksi otot usus, sehingga mempercepat proses buang air besar,” ujar Singh.

Dia mengungkapkan, kondisi ini lebih sering dialami oleh orang yang memiliki sistem pencernaan sensitif, mereka yang rentan stres, penderita irritable bowel syndrome (IBS), hingga orang yang bekerja shift malam. Gaya hidup seperti konsumsi kafein yang tinggi atau pola makan kaya serta juga dapat memicu dorongan buang air besar usai makam.

Meskipun pada umumnya tidak perlu dikhawatirkan, Singh menyarankan untuk memeriksakan diri ke dokter jika keluhan disertai dengan diare berkepanjangan, nyeri perut, penurunan berat badan tanpa sebab, atau terdapat darah dalam tinja. Gejala-gejala ini bisa menjadi tanda adanya gangguan pencernaan yang lebih serius.

Untuk mengontrol gejala, Singh menyarankan untuk menerapkan pola makan seimbang dengan memperhatikan kandungan protein, lemak sehat, dan serat yang tidak berlebihan. Pola makan rendah FODMAP juga dapat menjadi pilihan untuk meredakan gangguan pencernaan. Asupan probiotik dari yogurt atau makanan fermentasi juga bisa membantu menjaga kesehatan usus.

“Mendengarkan sinyal tubuh adalah kunci. Jika frekuensi buang air besar setelah makan terjadi sesekali dan tidak disertai keluhan lain, umumnya tidak dikhawatirkan. Tapi bisa mengganggu atau ada gejala mencurigakan, sebaiknya segera periksa ke dokter,” kata dia.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement