Senin 14 Apr 2025 09:28 WIB

Studi: Kadar Gula Darah Tinggi Bisa Ganggu Fungsi Otak

Orang dengan kadar gula darah lebih tinggi cenderung punya koneksi otak lebih lemah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Seorang pria memiliki kadar gula darah tinggi (ilustrasi). Sebuah studi terbaru menunjukkan kadar gula darah yang tinggi bisa berdampak pada fungsi otak.
Foto: www.freepik.com.
Seorang pria memiliki kadar gula darah tinggi (ilustrasi). Sebuah studi terbaru menunjukkan kadar gula darah yang tinggi bisa berdampak pada fungsi otak.

AMEERALIFE.COM, JAKARTA – Sebuah studi terbaru menunjukkan kadar gula darah yang tinggi bisa berdampak pada fungsi otak, bahkan pada orang dewasa yang sehat dan tidak menderita diabetes. Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Toronto ini dipublikasikan dalam jurnal Neurobiology of Aging.

Untuk studi ini, para peneliti menganalisis data dari 146 orang dewasa sehat yang dibagi dalam dua kelompok yakni dewasa muda dengan rata-rata usia 25 tahun dan dewasa lebih tua dengan rata-rata usia 68 tahun. Peserta menjalani pemeriksaan darah untuk mengukur kadar HbA1c (penanda gula darah jangka panjang), serta tes detak jantung dan pemindaian otak menggunakan MRI.

Baca Juga

Hasilnya, ditemukan bahwa orang dengan kadar gula darah lebih tinggi cenderung memiliki koneksi otak yang lebih lemah di bagian yang mengatur fungsi otomatis tubuh, seperti detak jantung dan tekanan darah. Selain itu, variasi detak jantung mereka juga lebih rendah, yang bisa menjadi tanda bahwa sistem saraf otonom tidak berfungsi baik.

“Yang mengejutkan, meskipun seseorang belum terdiagnosis diabetes, kadar gula darah yang sedikit tinggi bahkan dalam kisaran prediabetes sudah bisa memengaruhi fungsi otak,” demikian menurut para peneliti seperti dilansir laman Psypost, Senin (14/4/2025).

Studi ini juga menemukan bahwa hubungan antara detak jantung dan aktivitas otak lebih kuat pada perempuan, meski kadar gula darah dan detak jantung mereka tidak jauh berbeda dari laki-laki. Namun studi ini masih memiliki keterbatasan. Jumlah peserta lanjut usia lebih sedikit dibandingkan dewasa muda, dan tidak ada perwakilan usia paruh baya. Informasi mengenai ras, etnis, dan penggunaan obat juga tidak tersedia.

Meski begitu, penelitian ini memberikan wawasan baru bahwa kesehatan metabolik, termasuk kadar gula, berkaitan dengan aktivitas otak bahkan pada orang tanpa diabetes. Temuan ini diharapkan bisa membuka jalan studi lanjutan untuk melihat apakah mengontrol gula darah dapat memperbaiki fungsi otak.

photo
Polifagia, gejala awal diabetes. - (Republika)

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement